Menjadi Rekan Kerja Yesus

Frater

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Dan apakah anda sudah memberikan senyum, sapa dan salam kepada orang di dekat anda, dan mereka yang dijumpai di hari ini, dengan ramah, sopan, dan santun? Jangan lupa untuk selalu bahagia. Dan semoga harimu indah serta menyenangkan. Pada hari ini gereja katolik sejagat memperingati Santo Benediktus, Abas.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 10: 7 – 15, yakni tentang Yesus mengutus kedua belas rasul. Mereka diutus untuk mewartakan Kerajaan Surga sudah dekat, dan bahkan sudah ada ditengah-tengah di dunia, dalam diri Yesus. Dan Yesus telah banyak melakukan berbagai mukjizat, entah menyembuhkan orang sakit, lumpuh, tuli, bisu dan buta, mentahirkan orang kusta, mengusir setan-setan, membangkitkan orang mati. Inilah wujud Kerajaan Surga yang dibawa oleh Yesus. Jadi, Kerajaan Surga bukan soal tempat, bukan juga soal makan atau minum, melainkan soal situasi, atau soal suasana yang damai, gembira, bahagia dan keselamatan yang dirasakan. Namun, yang perlu disadari bahwa Yesus tidak bekerja sendirian, melainkan Dia membentuk sebuah team work, yakni rasul.

Mereka adalah rekan kerja Yesus. Sebagai rekan kerja, mereka dibekali oleh Yesus berupa sebuah kuasa, yakni Roh Kudus, sehingga mereka dapat melakukan mukjizat seperti yang dilakukan oleh Yesus. Oleh karena mereka memperoleh dengan cuma-cuma, maka mereka juga harus memberi dengan cuma-cuma. Artinya bahwa kuasa Roh Kudus yang telah mereka terima dari Yesus, bukan untuk diperdagangkan atau dibisniskan, melainkan semata-mata untuk pelayanan sosial karitatif. Dan agar karya perutusan ini berhasil dengan baik, maka Yesus meminta para rasul-Nya untuk fokus pada pelayanan. Oleh karena itu, Dia melarang para rasul-Nya untuk jangan membawa apapun dalam melakukan tugas perutusan itu. Mengapa Yesus melarang mereka? Sebab terkadang barang-barang duniawi, atau hal-hal duniawi menghambat para rasul-Nya dalam melaksanakan tugas perutusan. Dan itu membuat mereka tidak fokus. Oleh karena itu, mereka harus fokus pada pelayanan, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Dan Tuhan, sudah menyiapkan segala kebutuhan atau keperluan para rasul-Nya itu. Jadi, tidak perlu kwartir.

Bagaimana dengan kita? Kita pun mendapat pesan yang sama dari Yesus, yakni untuk selalu fokus pada tugas pelayanan kita masing-masing, sesuai dengan tugas, pekerjaan, dan profesi kita masing-masing. Bahwa tugas, pekerjaan, dan profesi kita masing-masing, kita pandang sebagai tugas perutusan dari Yesus untuk menghadirkan Kerajaan Surga di bumi seperti di Surga. Untuk itu, sadari bahwa kita adalah rekan kerja Yesus, untuk mewartakan dan menghadirkan Kerajaan Surga di dunia ini, melalui tugas, pekerjaan, dan profesi kita masing-masing. Semoga demikian.