♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, Mengawali hari baru dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan merupakan ciri orang yang: beriman, rendah hati dan bahagia. Jangan lupa untuk selalu melakukan perbuatan baik, meskipun itu kecil, serta selalu memberikan perhatian yang besar terhadap hal-hal yang kecil. Pada hari ini kita memasuki hari Minggu biasa XVII.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Yohanes 6: 1 – 15, yakni tentang Yesus memberi makan lima ribu orang. Hal ini dilakukan oleh Yesus untuk orang banyak yang mengikuti-Nya. Mereka datang bukan hanya untuk mendengarkan pengajaran Yesus, tetapi juga untuk disembuhkan oleh Yesus. Yesus tidak hanya memenuhi kebutuhan rohani mereka, melainkan juga kebutuhan jasmaninya. Oleh karena itu, hati Yesus tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Dia sangat peduli akan kebutuhan jasmani orang banyak itu. Dan Dia juga mau mendidik dan mengasah rasa kepedulian para rasul-Nya.
Oleh karena itu, Dia pura- pura bertanya kepada Filipus: ” di manakah kita dapat membeli roti, supaya mereka dapat makan?”. Pertanyaan Yesus ini, hanya untuk memantik rasa kepedulian para rasul-Nya. Atau hanya mau mencoba Filipus, sebab Ia tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Dan apa reaksi Filipus? Filipus bicara kekurangan roti. Jadi, roti seharga dua ratus dinar, tidak akan cukup lima ribu orang. Demikian pula dengan reaksi Andreas saudara Simon Petrus, bahwa ada seorang anak kecil yang mempunyai 5 roti jelai dan dua ikan, tetapi apakah artinya untuk orang sebanyak ini? Hampir senada reaksi keduanya, yakni kekurangan roti atau tidak cukup roti untuk orang sebanyak lima ribu orang.
Keduanya mewakili para rasul yang lain, ternyata belum 100 % mampu melihat sisi ke-Allah-an pada diri Yesus. Mereka lupa kalau Guru mereka itu adalah Allah yang menjelma menjadi Manusia, yang mampu mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Padahal Yesus sudah sering melakukan berbagai mukjizat. Namun, mereka belum memahami juga. Tetapi, memang butuh proses untuk sungguh-sungguh percaya dan beriman kepada Yesus. Dan yang menarik adalah ada sosok anak kecil yang mempunyai 5 roti jelai dan dua ikan? Siapa sosok ini? Tidak disebutkan siapa? Tetapi, bisa jadi, itu adalah seorang malaikat. Namun, yang luar biasa adalah Yesus menunjukkan sisi ke-Allah-an-Nya dengan membuka mata indrawi, mata iman para rasul-Nya dan orang banyak itu, dengan mengadakan mukjizat memperbanyak 5 roti jelai dan dua ikan, untuk dimakan oleh lima ribu orang. Ketika Yesus mengadakan mukjizat memperbanyak 5 roti jelai dan dua ikan, Dia mengucapkan doa syukur, lalu membagi-bagikan roti dan ikan itu, dengan melibatkan para rasul-Nya. Mereka makan sampai kenyang, bahkan ada potongan-potongan roti jelai dan ikan yang lebih, dan terkumpul 12 bakul. Hal ini, sungguh merupakan mukjizat yang sangat luar biasa. Dari bacaan Injil hari ini, ada beberapa pesan untuk kita:
pertama: kita harus memiliki sikap peduli akan kebutuhan sesama kita. Namun, tidak cukup hanya dengan sikap peduli, melainkan harus diwujudkan dengan hati yang tergerak lewat tindakan nyata.
kedua: tindakan nyata lewat berbagi atau memberi, tidak harus menunggu banyak harta atau materi, tetapi kita bisa berbagi atau memberi dari kecukupan atau kekurangan kita. Jadi, bukan soal jumlah, tetapi soal ketulusan dalam berbagi atau memberi. Sebab, Tuhan akan memberkati kita, dengan segala kelimpahan. Yakinlah, jika kita berbagi atau memberi dari kekurangan, maka kita tidak akan semakin berkurang, atau miskin, melainkan kita akan berkecukupan atau bahkan berkelimpahan.
ketiga: hargai dan syukurilah setiap pemberian dari Tuhan, sekecil apapun itu. Coba perhatikan, Yesus meminta para rasul-Nya, untuk mengumpulkan potongan-potongan roti jelai dan ikan yang lebih, alias tidak dibuang. Jadilah pribadi yang tahu menghargai dan tahu bersyukur. Semoga demikian. Selamat berhari Minggu.