♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan, karena masih diberi nafas kehidupan? Dan janganlah jemu berbuat baik, meskipun itu kecil.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil 6: 6 – 11, yakni tentang Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Dan yang disembuhkan oleh Yesus adalah seorang yang mati tangan kanannya. Hal ini, tentunya menjadi sasaran empuk bagi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi untuk menjerat dan menyalahkan Yesus. Mengapa? Karena mereka tidak mau menerima dan mengakui Yesus, yang adalah Allah yang menjelma menjadi Manusia. Namun, Yesus tidak mau peduli, dengan sikap mereka yang menolak-Nya. Dia tidak pernah takut untuk melakukan perbuatan baik, meskipun itu dilakukan pada hari Sabat, yang berdasarkan hukum Taurat dilarang untuk bekerja. Tetapi, Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat, maka pada hari Sabat Dia tetap melakukan mukjizat penyembuhan terhadap seorang yang mati tangan kanannya. Oleh karena itu, Dia lebih memilih berbuat baik pada hari Sabat, daripada berbuat jahat. Dia juga lebih memilih menyelamatkan nyawa orang daripada membinasakannya. Untuk itu, Dia mengajarkan kepada para murid-Nya termasuk kita, agar tidak jemu berbuat baik, setiap hari. Tidak hanya berbuat baik, tetapi juga kita harus: bersikap baik, berperilaku baik, berkata baik, berpikir baik, menabur baik, sebab kelak kita akan menuai baik. Dan janganlah sekali-kali kita melakukan kejahatan, sebab kelak kita akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Maka, marilah dalam kehidupan kita, yang sementara ini untuk tidak jemu-jemu berbuat baik (Galatia 6: 9). Yesus Sang Guru kita, telah memberikan contoh, yang lebih memilih berbuat baik pada hari Sabat daripada berbuat jahat. Dia juga lebih memilih menyelamatkan orang daripada membinasakannya. Semoga hal ini menjadi inspirasi bagi kita para murid-Nya.
Mudah-mudahan.