Introspeksi Diri

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

 

SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan, karena masih diberi nafas kehidupan? Jangan lupa untuk selalu berbuat baik dengan tidak jemu-jemu. Pada hari ini, Gereja Katolik sejagat memperingati Santo Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil 6: 39 – 42, yakni tentang hal menghakimi. Bacaan Injil hari ini merupakan kelanjutan dari perikop Injil hari kemarin. Setiap manusia, siapapun dia, adalah orang berdosa. Artinya tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, tidak perlu merasa dirinya lebih hebat, dan merasa diri sempurna dari yang lain. Jika demikian, maka jangan sekali-kali kita dengan cepat menghakimi orang lain, atau kita dengan mudah menilai keburukan, kejelekan atau kesalahan orang lain. Dan kecenderungan kita manusia adalah kita lebih mudah melihat keburukan atau kejelekan atau kesalahan orang lain, daripada kita melihat keburukan atau kejelekan atau kesalahan diri kita sendiri.

Yesus bersabda kepada para murid-Nya, termasuk kita: ” _hai orang munafik, keluarkan dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu_’. Oleh karena itu, daripada kita sibuk mengurus dan melihat keburukan atau kejelekan atau kesalahan orang lain, sebaiknya kita harus mengurus atau menata atau memperbaiki diri kita sendiri. Atau dengan kata lain, sebaliknya kita harus lebih banyak mengintrospeksi diri sendiri daripada mengoreksi diri orang lain.

Jangan sampai kita sibuk melihat keburukan atau kejelekan atau kesalahan orang lain, sampai kita lupa untuk mengurus atau menata atau memperbaiki diri sendiri, yang bisa jadi diri kita justru jauh lebih buruk, lebih jelek, lebih parah dari orang lain. Satu jari kita tunjukkan ke orang lain, sedangkan 4 jari ke diri kita sendiri. Maka, mari berintrospeksi diri terlebih dahulu, sebelum kita mengoreksi diri orang lain. Semoga demikian.