Yang Terkecil, Namun Memiliki Jiwa Besar

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

SEMANGAT PAGI, semoga saya menjumpai anda dalam keadaan sehat. Jangan lupa untuk selalu mengucapkan syukur kepada Tuhan. Dan ungkapan rasa syukur anda dengan berbuat baik kepada sesama, meskipun itu kecil. Pada hari ini Gereja Katolik sejagat memperingati para malaikat pelindung.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 18: 1 – 5. 10, yakni tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga dan siapa yang menyesatkan orang. Para murid bertanya kepada Yesus: ” siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga”. Sepertinya pertanyaan para murid ini, didasari oleh situasi yang terjadi di antara mereka. Karena mereka pernah bertengkar tentang siapa yang terbesar di antara mereka, setelah Yesus mengatakan bahwa Ia akan diserahkan ke dalam tangan manusia untuk dibunuh. Namun, pada hari ketiga Ia bangkit. Bisa jadi, yang dipikirkan oleh para murid yang terbesar atau yang nomor satu di antara mereka di dunia, akan menjadi yang terbesar atau nomor satu di dalam Kerajaan Surga. Itu barangkali yang melatari mereka bertanya kepada Yesus, tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Namun, apa yang mereka pikirkan, sangat berbeda jauh dengan jawaban Yesus.

Sebab, kata Yesus: ” yang terkecil di antara para murid, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga”. Oleh karena itu, Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka. Dengan memanggil dan menempatkan anak kecil, sesungguhnya Yesus ingin mengubah mindset atau cara berpikir para murid-Nya. Bahwa dalam diri anak kecil, atau orang kecil, ada kesederhanaan, kesahajaan, kepolosan, apa adanya, tidak punya ambisi yang muluk-muluk, rendah hati dan ketergantungan pada orang tuanya atau yang lebih tua. Juga dalam diri anak kecil atau orang kecil, keadaan mereka lemah, tidak memiliki kekuatan, karena itu mereka mengandalkan orang lain. Akhirnya, dengan memanggil dan menempatkan anak kecil, di tengah-tengah mereka, Yesus mau mengajarkan dan mendidik para murid-Nya, untuk tidak berambisi menjadi yang terbesar di antara mereka, melainkan menjadi yang terkecil, namun dengan jiwa yang besar, dengan selalu rendah hati dan tetap mengandalkan Tuhan dalam hidup. Yang terkecil, namun dengan jiwa yang besar, tidak akan pernah menganggap remeh, menganggap tidak penting orang lain, sekalipun itu anak kecil. Sebab, malaikat mereka ada di Surga dan selalu memandang wajah Bapa yang di Surga.

Maka, mari jadilah yang terkecil di hadapan Tuhan dan sesama, namun memiliki jiwa yang besar, dengan berani mengatakan bahwa kita bukanlah siapa-siapa. Entah menjadi pejabat, atau pemimpin, atau menjadi apa status atau kedudukan kita, tetaplah kita bukanlah siapa-siapa dihadapan Tuhan dan sesama. Jadilah pribadi yang rendah hati dan bersahaja. Semoga demikian.