Tuhan Menunjuk Tujuh Puluh Murid

♦Renungan oleh: Fr. M.Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

SEMANGAT PAGI, semoga saya menjumpai Anda di hari ini dalam kaadaan sehat. Jangan lupa untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan, yang telah menganugerahkan nafas kehidupan kepada kita masing-masing. Pada hari ini Gereja Katolik sejagat merayakan Pesta Santo Lukas, Penulis Injil.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 10: 1 – 9, yakni Yesus mengutus tujuh puluh murid. Yesus menunjuk tujuh puluh murid dan mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Tidak disebutkan nama ketujuh puluh murid itu. Tetapi bahwa mereka diutus berdua-berdua untuk mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi oleh Yesus. Yesus mengutus mereka berdua-dua, agar mereka bisa berdiskusi, berkolaborasi, bersinergi, saling menguatkan, meneguhkan, ada kerjasama tim, sehingga tidak jatuh dalam popularitas diri. Yang menarik adalah Yesus memberikan larangan dalam tugas perutusan itu yakni janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Mengapa Yesus melarang mereka? Tujuannya agar mereka fokus pada tugas perutusan itu. Soal kebutuhan sandang, pangan dan papan, pasti terjamin. Sebab, mereka tidak berjalan sendirian melainkan Tuhan turut serta dalam tugas perutusan itu, melalui Roh Kudus-Nya. Bagaimana dengan kita? Kita adalah bagian dari tujuh puluh murid yang diutus Yesus itu. Sebab, Yesus tidak menyebutkan nama ketujuh puluh murid itu, karena bisa jadi kita termasuk salah satu dari tujuh puluh murid yang diutus itu. Namun, tugas perutusan kita berbeda dengan para murid dulu, tugas kita barangkali melalui tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepada kita masing-masing, sesuai profesi kita . Oleh karena itu, kita pandang tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepada kita itu, sebagai tugas perutusan dari Yesus. Maka, larangan di atas tadi berlaku juga untuk kita, agar kita fokus pada tugas dan tanggungjawab yang diberikan. Sebab, dengan fokus kita pasti berhasil.

Mari, kita kesampingkan hal-hal yang menghambat kita dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawb yang diberikan kepada kita. Dan kuncinya adalah kita harus bahagia, damai dalam melakukan tugas perutusan dari Tuhan itu, sembari menyadari bahwa Dia selalu bersama kita. Amin