♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, apa kabar Anda di hari yang baru ini? Semoga saya menjumpai Anda dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani. Jangan lupa untuk bersyukur kepada Tuhan. Sebab dengan bersyukur hidup Anda akan selalu bahagia apa pun situasinya.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 14: 15 – 24, yakni perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih. Berdalih berarti mengemukakan alasan yang dicari-cari untuk menghindari sesuatu. Itulah yang terjadi melalui perumpamaan yang diangkat oleh Yesus dalam Injil hari ini. Ada seorang yang mengadakan perjamuan makan besar. Namun, orang-orang yang diundang tidak mau datang, sekalipun mereka dipanggil. Ada berbagai macam alasan untuk tidak mau datang atau hadir dalam perjamuan makan besar itu. Lalu, tuan pesta yang murah hati itu meminta para hambanya untuk memanggil orang-orang miskin, orang cacat, orang buta dan orang lumpuh biar rumah tuan pesta itu penuh, bahkan dipaksa untuk datang.
Tidak dijelaskan apakah orang-orang miskin, orang cacat, orang buta dan orang lumpuh itu ada yang tidak datang? Tuan pesta adalah Allah sendiri. Perjamuan makan besar tidak lain adalah jamuan makan abadi di dalam Kerajaan Allah. Allah yang Mahamurah hati mengundang dan menyediakan tempat bagi setiap kita manusia untuk boleh mengambil bagian dalam perjamuan makan abadi di dalam Kerajaan-Nya. Tetapi, sepertinya kita manusia memiliki berbagai macam alasan atau dalih untuk tidak memenuhi undangan Allah tersebut. Kita terlalu sibuk dan tenggelam dalam urusan duniawi. Kita mengabaikan atau melewatkan kesempatan yang Allah berikan kepada kita untuk boleh menikmati perjamuan abadi di dalam Kerajaan Allah. Maka, mari jangan lewatkan kesempatan undangan yang diberikan Allah kepada kita masing-masing.
Sebab perjamuan abadi di dalam Kerajaan Allah, disediakan khusus untuk kita. Kita adalah tamu undangan yang istimewa. Jangan sampai kita minta dimaafkan, hanya karena kesibukan dan tenggelam dalam urusan duniawi. Kesempatan hanya datang sekali. Gunakan kesempatan yang baik ini. Semoga demikian.