Hidup Dalam Kemunafikan

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

SEMANGAT PAGI, apa kabar Anda di hari ini? Semoga saya menjumpai Anda dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani. Jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada Tuhan. Sebab dengan selalu bersyukur hidup Anda akan bahagia apa pun situasinya. Pada hari ini kita memasuki hari Minggu biasa XXXII.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Markus 12: 38 – 44, Yesus menasihatkan supaya hati-hati terhadap ahli-ahli Taurat dan persembahan seorang janda miskin. Dalam Injil hari ini Yesus menasihatkan orang banyak agar hati-hati terhadap ahli-ahli Taurat? Mengapa Demikian Yesus berkata demikian? Karena Yesus tidak mau orang banyak itu ditipu atau diperdayai oleh kemunafikan atau kepura-puraan atau kepalsuan hidup yang ditampilkan oleh ahli-ahli Taurat. Yesus berkata hati-hati, karena hidup yang ditampilkan ahli-ahli Taurat kelihatannya saleh, alim, padahal aslinya salah, lalim, penuh tipu muslihat, penuh tipu daya, penuh kepalsuan, penuh kepura-puraan dan penuh kejahatan. Mereka ibarat singa berbulu domba. Dewasa ini banyak ahli-ahli Taurat modern yang hidup dalam kemunafikan, kepalsuan, kepura-puraan atau tidak menampilkan keaslian, yang melibatkan nya baik tetapi ternyata banyak modus. Banyak yang berpenampilan gagah, tampan, cantik, berdasi, tetapi tipu di mana-mana. Maka, Yesus mengingatkan orang banyak termasuk kita agar hati-hati, jangan mudah percaya dan jangan mudah terpedaya, tergoda oleh orang yang berpenampilan gagah, tampan, cantik, secara lahiriah atau yang bermulut manis, karena bisa jadi ada modus. Oleh karena itu, kita harus belajar dari seorang janda miskin yang jujur, tulus, apa adanya dan yang memberikan persembahan dari kekurangannya. Dari seorang janda miskin kita belajar untuk tidak pamer kesalehan, kesucian, kealiman, pamer kekayaan, melainkan hiduplah dalam kesahajaan, kesederhanaan dan dalam kejujuran. Semoga demikian. Selamat berhari Minggu.