♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, para sahabat Yesus. Apa kabar para sahabat di hari ini? Saya berharap para sahabat dalam keadaan sehat dan bahagia. Jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan kesempatan kepada saya dan para sahabat untuk boleh berziarah di tahun baru dan tahun Yubileum 2025 ini. Pada hari ini Gereja Katolik sejagat merayakan hari Raya Penampakan Tuhan atau sering disebut juga dengan epifani. Epifani merujuk pada perayaan untuk memperingati penampakan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat bagi semua bangsa.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 2: 1 – 12, yakni orang-orang majus dari Timur. Ketiganya bernama Baltasar, Melkior dan Gaspar. Orang-orang majus dari Timur ini sering dianggap juga sebagai Raja-Raja dari Timur. Juga disebut sebagai Ahli Perbintangan dan dikenal juga sebagai Orang Bijak. Yang luar biasanya adalah walau mereka menyandang status yang mentereng, namun mereka rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk menyembah Yesus, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu. Bisa dibayangkan status Raja dari Timur, Ahli Perbintangan dan Orang Bijak, tetapi bisa datang menyembah Sang Bayi Yesus yang baru dilahirkan. Hal ini menunjukkan sikap kerendahan hati dan pengakuan mereka akan Yesus, Sang Bayi Raja orang Yahudi itu.
Pengakuan itu diwujudkan lewat simbol emas, kemenyan (dupa), dan mur. _pertama_: *emas, seringkali dikaitkan dengan raja dan kekayaan. Maka, pemberian emas kepada bayi Yesus melambangkan pengakuan akan Yesus sebagai Raja yang baru lahir. Juga emas melambangkan Keagungan dan Keabadian atau Kekekalan, menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja yang abadi dan agung*.
_kedua: *kemenyan (dupa), melambangkan Yesus sebagai Imam Besar yang mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban untuk umat manusia. Juga melambangkan Doa dan Keharuman yang naik ke surga yang mencerminkan peran Yesus sebagai pengantara antara manusia dan Allah*.
_ketiga_: *mur, melambangkan Kematian dan Pengorbanan Yesus, serta nubuat tentang penderitaan dan penyaliban-Nya. Juga melambangkan Penyembuhan dan Kehidupan baru yang diberikan Yesus melalui kematian dan kebangkitan-Nya*. Jadi, pemberian hadiah emas, kemenyan (dupa), dan mur oleh Orang Majus kepada Yesus tidak hanya sebagai tanda penghormatan dan pemujaan, melainkan juga mengandung makna simbolis yang mendalam mengenai jati diri Yesus dan peran-Nya di dunia, yakni Emas, Yesus sebagai Raja, Kemenyan, Yesus sebagai Imam Agung, dan Mur, Yesus sebagai Pengorbanan yang menyelamatkan umat manusia.
Bagaimana dengan kita? Kita pun harus belajar dari Orang Majus dari Timur, yang rendah hati, yang rela berkorban menempuh perjalanan jauh datang untuk menyembah Yesus dan juga memberikan hadiah yang istimewa kepada Yesus, Sang Bayi Raja Orang Yahudi yang baru lahir. Barangkali kita tidak bisa memberikan hadiah seperti yang diberikan oleh Orang Majus dari Timur itu, berupa Emas, Kemenyan (dupa) dan Mur. Cukuplah kita memberikan hati kita, diri kita yang penuh dosa, sakit dan penyakit kita, agar oleh-Nya kita menjadi manusia baru.
Mengapa? Sebab, Emas, Kemenyan (dupa) dan Mur, semua ada pada -Nya, yang tidak ada pada-Nya adalah hati yang membatu, sakit dan penyakit. Yang paling penting juga adalah kita mempersembahkan komitmen atau janji kita untuk berubah atau bertobat, agar layak disebut sebagai murid-Nya. Kuncinya adalah rendah hati di hadapan-Nya. Semoga demikian.
Selamat Hari Raya Epifani.