Menjadi Kitab Suci Yang Hidup

Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk - Ka SMPK

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

SEMANGAT PAGI, para sahabat Yesus. Apa kabar para sahabat di hari ini? Saya berharap para sahabat dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani. Jangan lupa untuk bersyukur kepada Tuhan apa pun keadaan para sahabatku.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 4: 14 – 22a, yakni Yesus kembali ke Galilea dan Yesus ditolak di Nazaret. Dia kembali ke Galilea tempat Ia berkarya, sesudah Dia dicobai iblis di padang gurun. Roh Kudus Allah menguasai Yesus, sehingga Ia bertahan dalam setiap godaan dan dengan kuasa Roh Kudus itu pula Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di Galilea, dan juga di tempat asal-Nya Nazaret. Barangkali ada yang bertanya, apa isi pengajaran Yesus? Isi pengajaran Yesus mencakup ajaran moral, etika, dan spiritual. Dan beberapa tema utama yang sering muncul dalam pengajaran Yesus, yakni tentang: Kerajaan Allah (Kerajaan Surga), Kasih Kepada Allah dan sesama, Pengampunan, Kerendahan hati dan Pelayanan, Doa dan Hubungan dengan Allah, Ketaatan pada Hukum Tuhan, Berkat dan Kebahagiaan Sejati.

Namun, yang perlu digarisbawahi bahwa Yesus tidak hanya berkata-kata atau mengajar, melainkan mewujud nyatakan apa yang diajarkan-Nya. Atau Dia tidak hanya ber- NARASI, melainkan Dia BER-AKSI lewat tindakan nyata. Inilah kabar baik atau euangelion atau Injil, yang disampaikan oleh Yesus. Jadi, Yesus datang untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah. Oleh karena itu, setiap pengajaran Yesus mengandung kabar baik untuk keselamatan manusia.

Bagaimana dengan kita? Sebagai murid-Nya, kita pun harus dapat menyampaikan kabar baik atau mewartakan Injil, tidak hanya dengan kata-kata, melainkan lewat kesaksian cara hidup, cara bersikap, cara berperilaku, cara bertutur kata dan cara bertindak yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Yesus. Dengan demikian kita telah menjadi Kitab suci atau Injil yang hidup. Semoga demikian