Luangkan Waktu Untuk Tuhan

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

SEMANGAT PAGI, para sahabat Yesus. Apa kabar para sahabat Yesus di hari ini? Saya berharap para sahabat dalam keadaan sehat. Jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada Tuhan apa pun keadaan para sahabat.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 5: 12 – 16, yakni Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta. Kusta nama lainnya adalah lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium leprae. Penyakit ini terutama menyerang kulit, saraf tepi, saluran pernapasan atas, dan mata, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen jika tidak diobati. Penyakit kusta juga disebut sebagai penyakit sosial.

Mengapa demikian? pertama: Stigma dan diskriminasi: orang yang menderita kusta dampaknya tidak hanya bersifat medis, tetapi juga sosial, karena adanya stigma dan diskriminasi, sehingga diasingkan atau dikucilkan dari masyarakat, keluarga.

kedua: Isolasi sosial: banyak penderita kusta yang diasingkan atau dikucilkan atau diisolasi karena takut penularan, walaupun penyakit kusta bisa disembuhkan. Itulah yang dialami oleh seorang penderita kusta dalam Injil hari ini. Tidak disebutkan siapa nama penderita kusta yang disembuhkan oleh Yesus. Namun, orang kusta ini memberanikan diri untuk menemui Yesus. Ia sangat percaya bahwa Yesus bisa menyembuhkannya.

Maka, ia tersungkur dan memohon: ” Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku”. Yang menarik adalah orang kusta tidak memaksa Yesus untuk menyembuhkannya, tetapi dia sangat percaya dan yakin bahwa Yesus dapat menolongnya. Usaha dan keyakinan orang kusta itu tidak sia-sia. Yesus mengulurkan tangan-Nya menjamah orang kusta itu dan berkata: ” Aku mau, jadilah engkau tahir!”. Saat itu pula sembuhlah orang kusta itu.

Bagaimana dengan kita? Orang kusta dalam Injil hari ini, dia menderita kusta secara fisik atau jasmani, tetapi rohani atau spiritualnya tidak. Hal ini dibuktikan dengan dia menemui Yesus, tersungkur dan memohon. Usahanya tidak mengkhianati hasil, sebab dia sembuh dari kustanya. Sebaliknya kita barangkali tidak mengalami atau menderita kusta secara fisik atau jasmani, tetapi sering kali kita mengalami atau menderita kusta secara rohani atau spiritual.

Artinya kita KURANG STAMINA atau KURANG BERSEMANGAT dalam hal rohani atau spiritual. Hal ini ditandai dengan kita MALAS berdoa, MALAS beribadat, MALAS kebaktian dan MALAS ekaristi. Padahal Yesus, Sang Guru Sejati kita, dalam kesibukan rutinitas karya pelayanan-Nya, Dia selalu mengundurkan diri ke tempat yang sunyi dan berdoa. Bahkan seluruh hidup-Nya bernafaskan doa. Itu artinya Dia selalu meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati dengan Bapa yang mengutus-Nya. Maka, mari kita belajar dari orang kusta yang menemui Yesus dengan tersungkur dan memohon kepada-Nya. Dan teristimewa lagi kita harus belajar dari Yesus Sang Guru Sejati kita yang selalu meluangkan waktu untuk curhat dengan Bapa-Nya.

Sebagai murid-Nya, maka sudah seharusnya kita juga MELUANGKAN WAKTU UNTUK TUHAN dengan doa, ibadat, kebaktian dan ekaristi. DAN JANGAN PERNAH MEMBERI WAKTU LUANG UNTUK-NYA. Semoga demikian.