Bertobatlah dan Percayalah Kepada Injil

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

SEMANGAT PAGI, para sahabat Yesus. Apa kabar para sahabat Yesus di hari yang baru ini? Saya berharap para sahabat dalam keadaan sehat dan bahagia. Jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada Tuhan, sebagai tanda bahwa para sahabat adalah pribadi yang beriman dan rendah hati. Pada hari ini kita memasuki pekan biasa dalam kalender Liturgi Gereja Katolik.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Markus 1: 14 – 20, yakni Yesus tampil di Galilea dan Yesus memanggil murid-murid yang pertama. Setelah Yesus dibaptis Yohanes Pembaptis di sungai Yordan, dan setelah Allah sendiri memberikan kesaksian tentang Yesus Putra-Nya, maka sejak saat itulah Yesus mulai tampil di muka umum untuk memberitakan atau mewartakan Injil Kerajaan Allah. Dan daerah pusat karya pewartaan dan pelayanan Yesus adalah Galilea. Dalam pewartaan-Nya, Ia memberitakan: ” waktunya telah genap. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil”.

Jika direnungkan maka apa yang diwartakan oleh Yesus adalah tentang diri-Nya. Bahwa saatnya sudah tiba, untuk Dia tampil di muka umum. Apalagi tugas Yohanes Pembaptis sudah usai dengan dia ditangkap dan dipenjarakan. Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus tidak saja sudah dekat, bahkan Dia ada ditengah -tengah dunia. Maka, Dia mengajak untuk bertobat dan percaya kepada Injil, yakni Dia sendiri yang adalah kabar gembira atau kabar baik, bahasa Yunani Euangelion, tentang keselamatan melalui Yesus Kristus. Kabar baik yang diwartakan oleh Yesus ini, tidak hanya ditujukan kepada orang-orang Galilea, tetapi juga ditujukkan kepada kita yang hidup di zaman sekarang ini dan untuk segala zaman.

Kabar baik yang diwartakan oleh Yesus, adalah inti dari tugas perutusan-Nya di dunia ini, yakni menyelamatkan manusia dari kebinasaan akibat dosa. Oleh karena itu, syarat untuk memperoleh keselamatan, Yesus bocorkan, yakni bertobat dan percaya kepada-Nya. Jika kita tidak bertobat dan tidak percaya kepada-Nya, maka kita tidak akan memperoleh keselamatan. Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa untuk melaksanakan tugas perutusan-Nya ini Dia tidak melakukan-Nya sendirian, melainkan Dia melibatkan orang lain untuk membantu-Nya. Dia membentuk sebuah team work, yang diberi nama rasul, yang dipilih dari para murid-Nya.

Para murid pertama yang kemudian menjadi rasul-Nya adalah Andreas, dan Simon saudaranya, juga Yakobus dan Yohanes saudaranya, saat mereka sedang menjala ikan di pantai danau Galilea. Keempatnya adalah orang pertama yang bertobat dan percaya kepada Injil (Yesus). Bahwa mereka meninggalkan jalanya, perahu, dan keluarganya adalah simbol mereka meninggalkan dan menanggalkan dunia lama, atau manusia lama atau zona nyaman. Lalu, mereka mengikuti Yesus adalah simbol mereka telah bertobat dan percaya kepada Yesus, yang berarti mereka telah menjadi manusia baru. Juga mereka disimbolkan dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Itu artinya pula bahwa mereka telah diubah oleh Yesus dari manusia lama (nelayan ikan) menjadi manusia baru (pelayan manusia).

Bagaimana dengan kita? Kita pun telah menjadi murid dan pengikut Yesus. Namun, tidak cukup hanya dengan air baptis yang menjadikan kita murid dan pengikut Yesus. Tetapi kita dari waktu ke waktu terus berusaha agar kita sungguh-sungguh menjadi murid dan pengikut Yesus, dengan bertobat dan percaya kepada Injil (Yesus), yang diwujudkan lewat cara hidup, cara bersikap, cara berperilaku, cara bertutur kata dan cara bertindak yang baik dan benar sebagai manusia baru yang telah diubah oleh Yesus. Semoga demikian.