Yesus Makan Bersama Dengan Orang Berdosa

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

SEMANGAT PAGI, para sahabat Yesus. Apa kabar para sahabat Yesus di hari ini? Saya berharap para sahabat dalam keadaan sehat dan bahagia. Jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada Tuhan sebagai ciri orang yang beriman dan rendah hati

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Markus 2: 13 – 17, yakni Lewi pemungut cukai mengikut Yesus. Lewi mengikuti ajakan atau panggilan Yesus, saat ia sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: ” ikutlah Aku”. Mendengar ajakan atau panggilan Yesus itu, Lewi segera berdiri, lalu mengikuti Yesus. Sebagai tanda terima kasih Lewi atas ajakan atau panggilan Yesus itu, ia menjamu Yesus di rumahnya. Yesus tidak makan sendirian, melainkan bersama para pemungut cukai dan orang berdosa. Melihat Yesus makan bersama dengan para pemungut cukai dan orang berdosa, ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi berkata kepada para murid Yesus: ” mengapa Gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”. Yesus mendengar pertanyaan itu dan berkata kepada mereka: ” bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”.

Demikianlah sikap atau perlakuan Yesus kepada para pemungut cukai dan orang berdosa. Dia tidak menjauhi mereka, melainkan Dia menunjukkan belas kasih-Nya kepada mereka. Sikap dan perlakuan Yesus ini sangat berbeda dengan sikap dan perlakuan kita kepada sesama yang melakukan kesalahan, atau yang berbuat dosa atau yang jatuh dalam perbuatan yang tidak baik. Sikap dan perlakuan kita banyak kali menjauhi, atau mengambil jarak, dengan mereka. Juga banyak kali kita mudah untuk menghukum dan menghakimi mereka serta sulit untuk memaafkan dan melihat sisi positif dari diri mereka. Kita cenderung untuk mengenakan kacamata kuda, daripada kacamata cinta. Dengan begitu kita merasa dan menganggap bahwa diri kita paling: suci, saleh, benar dan tanpa cela atau dosa, sedangkan mereka yang melakukan kesalahan paling berdosa. Maka, mari kita belajar dari sikap atau perlakuan Yesus kepada para pemungut cukai dan orang berdosa dengan mendekati mereka, dan dengan makan bersama mereka tanpa harus menjauhi mereka. Dan semoga sikap atau perilaku ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dijauhkan dari diri kita. Mudah-mudahan. Selamat berakhir pekan.