Kepedulian Bunda Maria Kepada Kita Manusia

Frater

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk.

 

 

SEMANGAT PAGI, para sahabat Yesus. Apa kabar para sahabat Yesus? Saya berharap para sahabatku dalam keadaan sehat dan bahagia. Jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada Tuhan, dalam segala situasi apa pun. Pada hari ini kita memasuki hari Minggu biasa II.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Yohanes 2: 1 – 11, yakni perkawinan di Kana. Saat ada pesta perkawinan di Kana, bunda Maria dan Yesus turut hadir. Namun tidak diceritakan apakah kehadiran bunda Maria dan Yesus sebagai undangan atau keluarga. Tetapi yang pasti ada peran yang sangat penting dari bunda Maria terhadap keberlangsungan dan kemeriahan pesta perkawinan di Kana itu, yakni saat tuan pesta kehabisan anggur. Bunda Maria tahu bahwa anggur habis, dan tanpa sepengetahuan tuan pesta dia berinisiatif untuk meminta kepada Yesus, Putra-Nya. Bunda Maria tidak mau tuan pesta menjadi malu, karena anggur habis, sedangkan pesta masih berlangsung. Maka, bunda Maria diam-diam datang kepada Yesus, Putra-Nya. Inilah wujud kepedulian dan kepekaan bunda Maria kepada tuan pesta serta kita manusia umumnya. Bunda Maria bekerja dalam diam, dia tahu apa yang kita butuhkan atau perlukan. Walaupun Yesus, Putra-Nya mengatakan bahwa saat-Nya belum tiba, tetapi bunda Maria sangat percaya bahwa Yesus, Putra-Nya bisa melakukan sesuatu seturut permintaan ibu-Nya. Ternyata keyakinan bunda Maria itu sangat benar dan terwujud. Dalam sekejap air berubah menjadi anggur yang sangat lezat, tiada duanya. Maka, mari kita belajar dari sikap hati bunda Maria yang: peduli dan peka terhadap situasi yang dialami tuan pesta. Juga bunda Maria bekerja dalam diam, dengan meminta kepada Yesus, Putra-Nya untuk mengatasi persoalan yang dialami tuan pesta. Yakinlah bunda Maria juga peduli dan peka dengan kebutuhan dan keperluan kita. Dia akan selalu mendoakan kita. Namun yang perlu kita sadari bahwa jika bunda Maria peduli dan peka dengan situasi atau keadaan kita, maka kita pun harus memiliki sikap hati yang sama seperti bunda Maria yang peduli dan peka dengan kebutuhan dan keperluan orang-orang di sekitar kita. Juga jangan pamer perbuatan baik kita, melainkan berbuat baiklah dalam diam. Apa yang dilakukan oleh tangan kanan jangan diketahui oleh tangan kiri dan sebaliknya, seperti yang dilakukan oleh bunda Maria. Biarkan bapa yang berada di tempat yang tersembunyi yang mengetahui perbuatan baik kita itu. Semoga demikian. Selamat berhari Minggu.