Yesus Ada Sejauh Doa

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

SEMANGAT PAGI, para saudaraku. Apa kabar Anda di hari ini? Saya berharap Anda dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Markus 4: 35 – 41, yakni angin ribut diredakan. Hal itu dilakukan oleh Yesus saat Ia dan para rasul-Nya bertolak ke seberang danau dengan sebuah perahu. Saat itulah mengamuk topan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu mulai penuh dengan air. Hal itu membuat para rasul-Nya takut, sehingga membangunkan Yesus yang sedang tidur di buritan perahu di sebuah tilam. Para rasul-Nya berkata: ” _Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?_”. Yesus langsung merespon, Dia bangun menghardik angin itu, dan berkata kepada danau: ” _diam! tenanglah!_”. Saat itu juga angin pun reda dan danau menjadi teduh sekali. Setelah itu, Yesus menegur mereka, dengan berkata: ” _mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?_”. Dibalik ucapan Yesus itu, Ia hendak mengatakan bahwa Dia adalah Allah. Bersama Dia, yang adalah Allah tidak perlu ada yang ditakutkan. Hal itu dibuktikan-Nya dengan angin ribut atau topan dan danau taat kepada-Nya. Para rasul Yesus, walau mereka hidup bersama dengan Yesus, namun iman dan kepercayaan mereka kepada Yesus juga perlu proses dan waktu sampai bertumbuh dan berkembang. Namun, dibalik kepanikan dan ketakutan mereka, ada hal positifnya, yakni mereka “membangunkan” Yesus. Itu artinya mereka mengandalkan dan “mencari” Yesus, saat mereka mengalami kesulitan. Bagaimana dengan kita? Bertolak ke seberang dengan perahu lewat danau adalah simbol peziarahan hidup kita. Ingatlah bahwa kita sedang bertolak ke seberang atau sedang berziarah menuju tanah terjanji dengan sebuah perahu. Yang harus kita sadari bahwa Yesus sedang berziarah atau berjalan bersama kita di perahu kehidupan kita. Dia bersabda: ” _Akulah jalan, kebenaran dan hidup_”. Tetapi tak jarang kita seperti para rasul-Nya, yang tidak menyadari kalau Yesus ada berjalan atau berziarah bersama kita bertolak ke seberang menuju tanah terjanji, yakni tanah air surgawi. Untuk sampai ke sana, dalam perjalanan banyak kali kita menghadapi berbagai topan atau angin ribut yang menghadang laju perahu kita, dan bisa saja membinasakan kita. Angin ribut atau topan itu bisa bermacam-macam: berupa kesulitan ekonomi, sakit, penderitaan, masalah, persoalan hidup, keluarga, atau di tempat kerja.Tetapi, jangan khawatir, Yesus ada bersama kita. Tinggal kita membangunkan Dia, lewat doa, maka Dia akan menghardik angin ribut atau topan. Dia bersabda: ” _marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu_” (Matius 11: 28). Maka, mari saudaraku bersama Yesus kita tidak perlu takut, melainkan kita harus teguh beriman dan percaya kepada-Nya dalam peziarahan hidup kita bertolak ke seberang, yakni tanah terjanji, tanah air surgawi. Yakin dan percayalah Dia ada bersama kita. Dia hanya ada sejauh doa kita. Sebagai seorang peziarah harapan, jangan takut, Yesus adalah andalan dan harapan kita, Dia adalah jalan, kebenaran dan hidup kita. Semoga. Selamat berakhir pekan.