Ketaatan Atau Kepatuhan Simon

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

SEMANGAT PAGI, para saudaraku ytk. Apa kabar para saudaraku di hari ini? Saya berharap para saudaraku dalam keadaan sehat dan bahagia. Pada hari hari ini kita memasuki hari Minggu biasa V.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 5: 1 – 11, yakni penjala ikan menjadi penjala manusia. Hal ini dialamatkan kepada Simon Petrus yang berprofesi sebagai nelayan ikan, lalu kemudian dipanggil oleh Yesus untuk mengikuti-Nya sebagai rasul yang akan menjadi pelayan manusia. Kisah panggilan Simon Petrus menjadi murid sekaligus rasul Yesus, terjadi saat Simon sedang menangkap ikan di pantai danau Genesaret. Sepanjang malam mereka bekerja keras menjala ikan, namun mereka tidak menangkap apa-apa. Padahal Simon bersama teman-temannya bukanlah nelayan amatiran, melainkan nelayan profesional. Tetapi Simon Petrus mengaku secara jujur kepada Yesus bahwa mereka tidak menangkap apa-apa sepanjang malam. Tuhan Yesus datang di pagi hari hendak mengajar orang banyak yang datang mendengarkan firman Allah. Yesus menaiki salah satu perahu, yaitu perahu Simon. Setelah selesai mengajar, Yesus meminta Simon untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala untuk menangkap ikan.

Simon menjawab, : ” Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi karena perkataan-Mu itu, aku akan menebarkan jala juga’. Di sini Simon menunjukkan sikap ketaatan atau kepatuhan nya terhadap perintah Yesus. Hal ini sesuai dengan arti nama Simon (Shim’on) dari bahasa Ibrani yang berarti dia yang mendengar atau orang yang mendengar, dan Shama kata kerja Ibrani yang berarti mendengar atau mematuhi. Ketaatan atau kepatuhan Simon juga menunjukkan sikap kerendahan hatinya untuk mengikuti, mentaati atau mematuhi perintah Yesus, walau Yesus bukanlah seorang nelayan ikan, melainkan seorang tukang kayu. Namun, Simon taat atau patuh pada perintah Yesus untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam dengan perahunya guna menebarkan jala. Dan buah dari ketaatan atau kepatuhan atau mendengarkan perkataan Yesus, ialah Simon menangkap banyak ikan. Di akhir kisah Simon mengalami transformasi diri dari penjala ikan menjadi penjala manusia oleh Yesus. Dan transformasi juga ditunjukkan lewat nama Simon menjadi Petrus memiliki beberapa makna:

pertama: perubahan identitas dan misi. Dari seorang nelayan ikan biasa menjadi penjala manusia dan salah satu pemimpin utama dalam gereja perdana. kedua: kokohnya fondasi Gereja. Petrus melambangkan kekuatan, keteguhan, dan fondasi yang kokoh. Nama Petrus (Petros) bahasa Yunani artinya batu atau batu karang yang kuat untuk membangun Gereja-Nya. ketiga: Transformasi Spiritual. Perubahan ini mencerminkan transformasi spiritual yang dialami Simon. Dari seorang pribadi yang penuh ketidaksempurnaan dan keraguan menjadi seorang pribadi yang penuh iman dan keberanian untuk memimpin umat. Bagaimana dengan kita? Mari kita belajar dari sikap ketaatan atau kepatuhan dari Simon Petrus. Ketaatan atau kepatuhannya menunjukkan sikap kerendahan hatinya untuk mendengarkan perintah Yesus. Sebagai murid Yesus, hendaklah kita taat atau patuh kepada mereka yang diberi otoritas untuk memimpin. Semoga ketaatan atau kepatuhan kita dapat mendatangkan transformasi spiritual dan berkat bagi diri kita dan sesama. Mudah-mudahan. Selamat berhari Minggu.