Menjamah Jumbai Jubah Yesus

Frater

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

SEMANGAT PAGI, para saudaraku ytk. Apa kabar para saudaraku di hari ini?Ku berharap para saudaraku dalam keadaan sehat dan bahagia. Pada hari ini Gereja Katolik sejagat memperingati Santa Skolastika, Perawan.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Markus 6: 53 – 56, Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret. Mereka disembuhkan oleh Yesus tidak hanya fisik atau raga mereka, tetapi juga jiwa atau rohani. Namun, tidak serta merta mereka disembuhkan oleh Yesus, melainkan mereka harus memiliki iman dan kepercayaan yang sungguh kepada Yesus yang adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Dengan iman dan kepercayaan itu, maka hanya dengan menjamah jumbai jubah Yesus saja, orang-orang sakit menjadi sembuh. Menjamah atau menyentuh jumbai jubah adalah simbol ketergantungan total pada Yesus dan pengakuan bahwa Dia memiliki kuasa ilahi. Ini bukan hanya tentang tindakan fisik, tetapi juga tentang iman yang mendalam dan keyakinan bahwa Yesus dapat mengubah hidup seseorang. Namun, sebaliknya
tanpa iman dan kepercayaan yang sungguh kepada Yesus, bahwa Dia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, maka tidak mungkin terjadi penyembuhan atau perubahan dalam diri seseorang.

Bagaimana dengan kita? Kita pun dapat disembuhkan oleh Yesus baik fisik maupun jiwa kita, hanya dengan menjamah jumbai jubah-Nya, dengan syarat kita sungguh beriman dan percaya kepada-Nya bahwa Dia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Namun, tidak cukup hanya dengan beriman dan percaya saja, melainkan diwujudkan lewat doa, ibadat, kebaktian dan ekaristi dan juga lewat tindakan atau perbuatan baik, atau pelayanan yang tulus kepada orang-orang terdekat atau mereka yang dipercayakan kepada kita, yang merupakan buah dari doa, ibadat, kebaktian dan ekaristi yang kita hidupi. Semoga demikian.