Menjaga Hati Agar Tidak Najis

Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk - Ka SMPK

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

SEMANGAT PAGI, para saudaraku ytk. Apa kabar para saudaraku di hari ini? Saya berharap para saudaraku dalam keadaan sehat dan bahagia. Agar lebih bahagia lagi, jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada Tuhan.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Markus 7: 14 – 23, yakni perintah Allah dan adat istiadat Yahudi. Bacaan Injil hari ini merupakan kelanjutan dari perikop Injil hari kemarin. Pada hari ini Yesus menjelaskan perihal najis. Najis adalah istilah dalam bahasa Indonesia untuk menggambarkan sesuatu yang dianggap kotor atau tidak suci. Namun, menurut ajaran Yesus, konsep najis lebih ditekankan pada keadaan hati dan perilaku seseorang, bukan hanya pada hal-hal fisik.Yesus berkata, ” apa pun dari luar yang masuk ke dalam seseorang, tidak menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya”. Ini berarti Yesus mengajarkan bahwa tindakan dan kata-kata seseorang lebih penting dalam menentukan kesuciannya daripada hanya mengikuti aturan-aturan fisik tentang kebersihan.

Pertanyaannya adalah mengapa tindakan dan kata-kata lebih penting dalam menentukan kesucian seseorang? Karena tindakan dan kata-kata berasal dari dalam diri seseorang, yakni hatinya. Hati kita manusia adalah pusat pertimbangan. Oleh karena itu, tindakan dan kata-kata kita sangat dipengaruhi oleh hati kita. Bahwa suasana hati kita akan mempengaruhi tindakan dan kata-kata kita. Atau juga sikap hati kita akan mempengaruhi tindakan dan kata-kata kita. Maka, mari menjaga suasana hati atau sikap hati kita, agar menjadi aman, nyaman, damai, positif, penuh kasih sayang. Dengan demikian, tindakan dan kata-kata kita akan membuat orang lain juga akan merasa bahagia, gembira, aman, nyaman, damai, penuh kasih sayang dan senang.

Sebaliknya, jika suasana hati atau sikap hati kita negatif, maka juga akan mempengaruhi tindakan dan kata-kata kita, misalnya mudah marah, mudah tersinggung, mudah emosional, mudah mengeluarkan kata-kata kotor, makian, ancaman, yang tentunya akan membuat orang lain tidak nyaman, tidak bahagia, tidak senang, tidak gembira dan takut. Semoga kita dapat menjaga suasana dan sikap hati kita dengan baik, aman, nyaman, damai dan bahagia, agar kita dapat menghadirkan Kerajaan Allah bagi sesama di mana pun kita berada. Mudah-mudahan.