♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, para saudaraku ytk. Apa kabar para saudaraku di hari yang baru ini? Saya berharap para saudaraku dalam keadaan sehat dan bahagia. Sudahkah para saudaraku mengucap syukur kepada Tuhan di awal hari baru ini? Sebagai insan yang beriman dan rendah hati, janganlah lupa untuk selalu bersyukur kepada Tuhan.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Markus 8:11 – 13, yakni orang Farisi meminta tanda. Orang Farisi meminta tanda kepada Yesus hanya untuk mencobai Dia. Hal itu, karena mereka tidak percaya kalau Yesus itu adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Pertanyaannya adalah mengapa mereka tidak mau percaya kepada Yesus, kalau Yesus itu adalah Allah yang menjelma menjadi manusia? Mereka tidak mau percaya, karena mata indrawi dan mata hati mereka ditutup oleh kesombongan mereka. Kesombongan inilah yang menyebabkan iman mereka buta dan bahkan mati. Buta mata indrawi, dan buta mata hati serta kesombongan mereka mengakibatkan mereka tidak bisa melihat berbagai mukjizat yang dilakukan oleh Yesus, yang menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, seperti menyembuhkan orang sakit dan yang menderita: buta, bisu, tuli, lumpuh, kusta, mengusir setan, dan membangkitkan orang mati, serta mukjizat lainnya. Oleh karena itu, Yesus tidak merespon permintaan mereka, dengan tidak memberikan tanda.
Bagaimana dengan kita? Adakah kita seperti orang Farisi yang mau mencobai ke-Allah-an Yesus dengan meminta suatu tanda? Yesus hadir di dunia ini adalah sebuah tanda kehadiran Allah. Dia adalah sakramen yang hadir secara nyata melalui perayaan ekaristi. Juga Yesus hadir melalui kita saat kita dibaptis, saat kita menerima sakramen-sakramen, lebih khusus sakramen ekaristi, maka kita telah menjadi tanda kehadiran Tuhan juga. Dan jika saat ini kita masih diberi nafas kehidupan, itu juga tanda bahwa Yesus mengasihi kita. Oleh karena itu, jika kita sampai saat ini masih meminta tanda kepada Yesus, itu artinya kita belum beriman dan belum percaya 100 % kepada-Nya. Yang berarti kita masih meragukan ke-Allah-an Yesus. Padahal Yesus telah banyak melakukan berbagai mukjizat atas hidup kita. Yang perlu digarisbawahi adalah ketika kita tidak atau kurang beriman dan percaya kepada-Nya, maka kita termasuk orang yang buta mata hati dan buta iman, dan orang sombong. Jika demikian, maka kita tidak akan memperoleh keselamatan hidup yang kekal. Maka, mari jangan sekali-kali mencobai Yesus dengan meminta tanda, melainkan beriman dan percayalah kepada-Nya dengan sungguh. Buka mata indrawi, mata hati dan mata iman kita serta selalu rendah hati untuk melihat berbagai mukjizat yang dilakukan-Nya dalam hidup kita. Semoga demikian.