Sikap Hati Yang Benar & Lemah Lembut

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

DAMAI SEJAHTERA, bagi para saudaraku ytk. Saya berharap para saudaraku dalam keadaan damai, sehat dan bahagia dalam menjalankan puasa dan pantang. Jangan lupa untuk tetap menjaga hati, perasaan dan pikiran kita, agar tidak tercemar oleh dosa.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 5: 20 – 26, yakni Yesus dan hukum Taurat. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus meminta para murid-Nya, agar memiliki sikap hati yang benar dan lemah lembut melampaui para ahli Taurat dan orang Farisi. Sikap hati yang benar merujuk pada keadaan batin yang selaras dengan nilai-nilai kebenaran, moralitas, dan kasih Tuhan. Sikap hati yang benar mencerminkan kerendahan hati, kasih, kejujuran, integritas, dan kemauan untuk mengikuti kehendak Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Sikap hati yang benar, yakni: Pertama:
Kerendahan Hati: berarti mengakui keterbatasan diri dan ketergantungan pada Tuhan. Kedua: Kasih: berarti mengasihi sesama tanpa syarat dan menunjukkan belas kasih kepada orang lain. Ketiga: Kejujuran: berarti bersikap jujur dan transparan dalam segala hal. Keempat : Integritas: berarti menjaga keselarasan antara kata-kata dan perbuatan atau tindakan. Kelima : Ketaatan: berarti mau mendengarkan dan mengikuti ajaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Keenam: *Pengampunan: berarti mampu memaafkan orang lain dan tidak menyimpan dendam. Ketujuh : Kebijaksanaan: berarti memiliki kebijaksanaan dalam mengambil keputusan dan menjalani hidup.

Jadi, orang yang memiliki sikap hati yang benar akan menunjukkan perilaku yang mencerminkan karakter Kristus dan menjadi berkat bagi orang lain di sekitarnya. Sikap hati yang benar tidak hanya ditunjukkan melalui tindakan, tetapi juga melalui pikiran dan motivasi yang tulus di hadapan Tuhan. Sedangkan hati yang lemah lembut, mengacu pada sikap hati yang penuh dengan kelembutan, kasih, kesabaran, dan kerendahan hati. Oleh karena itu, orang yang memiliki hati yang lemah lembut tidak akan mudah marah, tidak suka membalas dendam, dan selalu berusaha untuk memahami dan mengasihi orang lain, meskipun dia diperlakukan dengan tidak baik. Dia adalah individu yang rendah hati dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan orang lain. Yesus mengajarkan tentang pentingnya memiliki hati yang lemah lembut. Hati yang lemah lembut juga mencerminkan ketergantungan kita pada Tuhan dan kepercayaan bahwa Dia akan memberikan keadilan dan berkat bagi kita. Oleh karena itu, memiliki hati yang lemah lembut adalah bagian penting dari hidup sebagai orang Kristiani yang mencerminkan kasih dan kelembutan Kristus kepada dunia.

Akhirnya, semoga kita memiliki sikap hati yang benar dan lemah lembut, seperti hati Yesus yang lemah lembut, rendah hati dan murah hati. Mudah-mudahan.