♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
DAMAI SEJAHTERA, bagi para saudaraku ytk. Saya berharap para saudaraku dalam keadaan damai, sehat dan bahagia dalam menjalankan puasa dan pantang, sembari menjaga hati, perasaan dan pikiran, agar tidak tercemar oleh dosa.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 5: 43 – 48, yakni Yesus dan hukum Taurat. Bacaan Injil hari ini merupakan bagian akhir dari perikop ini. Dalam bagian akhir dari perikop ini, Yesus mengajarkan tentang kasih yang radikal. Ia menantang kita untuk tidak hanya mengasihi orang yang mengasihi kita, tetapi juga mengasihi musuh dan mendoakannya, yang mungkin telah menyakiti dan melukai hati, serta perasaan kita. Ini adalah ajaran yang melampaui pemahaman manusiawi kita, karena kasih seperti ini mencerminkan kasih Allah sendiri.
Yesus mengingatkan kita bahwa mengasihi orang yang sudah mengasihi kita adalah hal yang biasa. Bahkan orang yang tidak mengenal Allah pun bisa melakukannya. Namun, sebagai murid dan pengikut Kristus, kita dipanggil untuk lebih dari itu, alias harus berani TAMPIL BEDA dalam arti yang positif. Sebab, kita dipanggil untuk menjadi sempurna seperti Bapa di surga, yang mencurahkan berkat-Nya kepada semua orang, entah yang baik maupun yang jahat.
Oleh karena itu, mengasihi musuh bukanlah hal yang mudah, tetapi inilah yang membedakan kita sebagai murid Kristus dan yang bukan murid Kristus. Ketika kita mengasihi musuh, kita menunjukkan bahwa kasih Allah ada dalam diri kita. Kasih ini bukanlah kasih yang lemah, melainkan kasih yang kuat, yang mampu mengubah hati dan situasi.
Akhirnya, dengan mengasihi musuh, berarti kita menjadi anak-anak Bapa di surga dan mengambil bagian dalam kesempurnaan kasih-Nya. Hidup dalam kasih yang sempurna berarti juga menghapus kedengkian, dendam, dan kebencian dari hati kita, dan menggantinya dengan PENGAMPUNAN, PENGERTIAN, dan BELAS KASIHAN. Melalui tindakan kasih ini, kita tidak hanya mengubah diri kita sendiri tetapi juga memberi contoh hidup yang penuh dengan cinta kasih Kristus kepada dunia.
PERTANYAAN REFLEKSI: Apakah kita sudah mengasihi orang-orang yang sulit kita kasihi, yang telah menyakiti dan melukai hati dan perasaan kita? Apakah kita juga sudah mendoakannya ? Ingatlah, dengan mengikuti teladan Yesus, kita bisa belajar mengasihi tanpa syarat, dan dengan demikian, kita semakin mencerminkan kemuliaan Bapa di surga. Semoga demikian. Selamat berakhir pekan.