♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
DAMAI TUHAN BESERTAMU, para saudaraku ytk. Saya berharap menjumpai para saudaraku dalam keadaan damai, sehat dan bahagia di masa prapaskah, selama menjalankan puasa dan pantang. Jangan lupa juga untuk menjaga hati, perasaan dan pikiran agar tidak terjerumus ke dalam godaan setan. Pada hari ini Gereja Katolik sejagat merayakan Hari Raya Kabar Sukacita.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 1: 26 – 38, yakni pemberitahuan tentang kelahiran Yesus. Kisah pemberitahuan ini disampaikan oleh malaikat Gabriel kepada Maria bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang Anak laki-laki yang kelak akan diberi nama Yesus. Maria, adalah seorang perawan muda dari Nazaret, dipilih oleh Allah untuk menjadi ibu dari Anak-Nya yang kudus. Meskipun awalnya ia bingung dan takut, Maria merespons dengan iman dan ketaatan yang luar biasa. Dengan penuh kerendahan hati ia berkata, “sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Lukas 1:38). Jawaban Maria ini sering juga disebut sebagai fiat Maria, menunjukkan ketaatan yang tulus dan imannya yang teguh kepada rencana Allah, meskipun seringkali rencana itu melampaui pemahaman manusia. Maria, seorang perempuan muda yang sederhana, dan bersahaja, dipilih untuk menjalankan MISI besar karena kasih karunia Allah. Dia tidak berfokus pada ketidakmampuannya, melainkan mempercayakan semuanya kepada Allah yang berkuasa.
Oleh karena itu, bacaan Injil hari ini mengingatkan kita untuk memiliki HATI yang TAAT dan PERCAYA ketika Allah memanggil kita untuk mengambil bagian dalam rencana-Nya. Dalam situasi apa pun, ingatlah bahwa kasih karunia-Nya akan selalu menyertai kita, sama seperti Dia menyertai Maria.
PESAN, untuk kita, yakni bahwa pentingnya ketaatan dan iman dalam menghadapi rencana Allah yang seringkali melampaui pemahaman kita. Maria tidak mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi percaya sepenuhnya pada janji dan kuasa Allah. Seperti Maria, kita pun dipanggil untuk mempercayai Allah, bahkan ketika jalan-Nya terasa sulit atau tidak terduga. Mari kita BELAJAR dari Maria untuk berkata “YA” kepada Tuhan, menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya, dan percaya bahwa Dia akan menyertai dalam setiap langkah hidup kita.
Pertanyaan Refleksi:
1. Bagaimana kita dapat meneladani ketaatan dan iman Maria dalam kehidupan sehari-hari?
2. Apakah ada area dalam hidup kita di mana kita perlu lebih mempercayai rencana Allah?
Akhirnya, semoga FIAT Maria menjadi FIAT kita. Mudah-mudahan.