♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
DAMAI SEJAHTERA bagi para saudaraku ytk. saya berharap menjumpai para saudaraku dalam keadaan damai, sehat dan bahagia. Hal ini dapat terwujud apabila kita membuka hati terhadap Tuhan, sembari menjaga hati, perasaan dan pikiran agar tidak terjerumus ke dalam dosa.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Yohanes 5: 17 – 30, penyembuhan pada hari Sabat di kolam Betesda dan kesaksian Yesus tentang diri-Nya. Dalam bacaan Injil hari ini, yang bagian awalnya merupakan kelanjutan dari perikop Injil hari kemarin, di mana Yesus menyembuhkan seorang lumpuh di kolam Betesda pada hari Sabat, yang memicu kemarahan para pemimpin Yahudi karena dianggap melanggar hukum Sabat. Namun, Yesus menegaskan bahwa karya-Nya adalah kelanjutan dari karya Bapak-Nya: Bapak-Ku tetap bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga. Yesus menggunakan kesempatan ini untuk menyatakan kesatuan-Nya dengan Bapak dan otoritas-Nya sebagai Anak Allah. Ada beberapa poin penting, yang perlu kita pahami, yakni: Pertama: Hubungan Unik dengan Bapak: Yesus hanya melakukan apa yang dilihat-Nya dari Bapak-Nya. Ia diberi hak untuk menghakimi dan memberikan hidup, sehingga menghormati Anak sama dengan menghormati Bapak.
Kedua: Sumber Kehidupan Kekal: Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum, melainkan telah berpindah dari maut ke hidup. Yesus memiliki hidup dalam diri-Nya karena Bapak mengaruniakan kepada-Nya. Ketiga: Otoritas Penghakiman: Yesus ditetapkan sebagai hakim atas semua orang. Penghakiman-Nya adil karena sepenuhnya sesuai dengan kehendak Bapak-Nya. Dan Ia memiliki otoritas dan hak prerogatif sebagai Anak Allah.
Pesan untuk kita Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan kepercayaan kita kepada Yesus sebagai JALAN menuju kehidupan kekal. Maka, pertanyaannya adalah apakah kita telah menyerahkan hidup kita kepada-Nya dan percaya kepada KASIH Allah yang dinyatakan melalui-Nya? Selain itu, bacaan ini juga menantang kita untuk hidup dalam KERENDAHAN hati dan KESELARASAN dengan kehendak Tuhan, sebagaimana Yesus menjalani hidup-Nya dalam kehendak Bapa.
Oleh karena itu, Yesus mengajak kita untuk melihat melampaui hukum lahiriah dan mengenal hati Bapak yang penuh kasih dan pemeliharaan. Sebagai pengikut-Nya, kita dipanggil untuk mendengar firman-Nya dan percaya, sehingga kita mengalami hidup yang sejati dan bersiap menghadapi hari penghakiman dengan penuh pengharapan. sebagai seorang peziarah pengharapan (Pilgrims of Hope) yang kelak akan memperoleh keselamatan hidup yang kekal. Semoga demikian.