♦Renungan oleh: Fr. Yohanes Berchmans, Bhk.
DAMAI TUHAN BESERTAMU, para saudaraku ytk. Untuk dapat menerima damai dari Tuhan, maka para saudaraku harus membuka hati kepada-Nya. Jika itu yang terjadi, maka tidak hanya damai di hati yang kita rasakan, tetapi juga sehat dan bahagia akan kita alami juga.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Yohanes 7: 40 – 53, yakni Yesus pergi ke Yerusalem untuk hari raya pondok daun dan air sumber hidup serta Yesus dibela oleh Nikodemus.Dalam bacaan ini, kita melihat adanya pertentangan yang terjadi diantara orang-orang tentang Yesus. Ada yang mengakui-Nya sebagai Nabi atau bahkan Mesias, tetapi ada juga yang menolak-Nya dengan alasan latar belakang-Nya. Bahkan para pemimpin agama, seperti orang-orang Farisi, merendahkan-Nya dan menganggap orang-orang yang percaya kepada-Nya dikatakan sebagai orang terkutuk. Namun, Nikodemus salah satu dari antara mereka berani menyuarakan kebenaran: Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar?.
Dari bacaan Injil hari ini, ada beberapa pesan untuk kita, yakni: Pertama: respons kita terhadap Yesus menentukan jalan hidup. Seperti orang banyak pada zaman Yesus, kita pun diajak untuk memilih: menerima Dia sebagai Tuhan atau menolak-Nya karena prasangka atau ketidakmengertian kita. Kedua: berani berbeda demi kebenaran. Nikodemus menunjukkan bahwa dalam lingkungan yang penuh penolakan terhadap Yesus, kita dipanggil untuk berani membela kebenaran, sekalipun itu tidak populer. Ketiga: hati yang terbuka vs hati yang keras atau kaku. Para penentang Yesus menutup mata indrawi dan mata hatinya, pada mukjizat dan ajaran-Nya karena kesombongan. Untuk itu, kita mohon hati yang lemah lembut dan rendah hati untuk mengenal-Nya lebih dalam. Juga hati yang terbuka untuk menerima kehadiran-Nya dalam cara-cara yang mungkin tidak sesuai dengan harapan kita? Akhirnya, bacaan Injil hari ini juga mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam menghakimi, karena hanya dengan kerendahan hati kita dapat mengenali karya Allah yang sesungguhnya.
Pertanyaan Refleksi:
1. Apakah saya pernah ragu atau malu mengakui Yesus karena tekanan sekitar?
2. Bagaimana saya bisa meneladan keberanian Nikodemus dalam hidup sehari-hari?
3. Apa yang membuat saya merasa tidak nyaman atau terganggu dengan menjadi murid Yesus?
Mari kita renungkan… sembari harus berani mengakui Yesus sebagai Allah. Semoga demikian, Selamat berakhir pekan.