♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
DAMAI TUHAN, besertamu para saudaraku ytk. Hati yang damai menjadi kunci hidup yang sehat dan bahagia. Pada hari ini kita memasuki Oktaf Paskah. Oktaf Paskah adalah periode delapan hari setelah Hari Raya Paskah, di mana sukacita kebangkitan Yesus dirayakan secara penuh dalam liturgi Gereja. Dalam tradisi Katolik, setiap hari dalam Oktaf Paskah dianggap sebagai perpanjangan dari Hari Paskah itu sendiri, sehingga seluruh minggu ini dirayakan dengan kemuliaan yang sama seperti hari Minggu Paskah.
Renungan hari ini, terinspirasi dari Injil Matius 28: 8 – 15, yakni Kebangkitan Yesus dan Dusta Mahkamah Agama. Dalam bacaan Injil hari ini, kita melihat bagaimana para perempuan yang pertama kali menyaksikan kebangkitan Yesus segera berlari untuk memberitakan kabar sukacita ini kepada murid-murid-Nya. Mereka tidak hanya menjadi SAKSI, tetapi juga PEWARTA pertama kebangkitan Kristus. Namun, di sisi lain, ada pihak yang berusaha menyembunyikan kebenaran. Para imam kepala dan tua-tua bersekongkol atau berkonspirasi untuk menyebarkan KEBOHONGAN, agar kebangkitan Yesus tidak diketahui banyak orang. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa PEWARTAAN Injil sering kali menghadapi TANTANGAN dan PENOLAKAN. Oleh karena itu, renungan ini mengajak kita untuk bertanya: apakah kita berani menjadi PEWARTA kebangkitan Yesus dalam kehidupan kita? Apakah kita tetap SETIA menyampaikan KEBENARAN meskipun menghadapi TANTANGAN KEBANGKITAN Yesus adalah kabar sukacita yang harus kita BAGIKAN kepada dunia, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan CARA: HIDUP, BERSIKAP, BERPERILAKU, BERTUTUR KATA, dan BERTINDAK atau KESAKSIAN hidup yang mencerminkan KASIH dan KUASA-Nya.
Refleksi Untuk Kita: Dalam bacaan Injil ini, kita melihat dua respons yang bertolak belakang terhadap kebangkitan Yesus: Pertama Para perempuan: Maria Magdalena dan Maria lainnya yang awalnya takut, berubah menjadi PEMBAWA kabar sukacita atau PEWARTA, setelah bertemu dengan Yesus. Mereka taat untuk menyampaikan kebenaran, meski mungkin tidak mudah dipercaya. Kedua Para penjaga dan imam-imam kepala: yang memilih menyebarkan KEBOHONGAN atau HOAX, menutupi fakta kebangkitan dengan uang dan manipulasi.
Bagaimana dengan kita?. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi seperti para perempuan itu, yakni:
1. PEWARTA sukacita, meski dunia mungkin meragukan KESAKSIAN kita.
2. Pemberani dalam kebenaran, tidak diam oleh “ancaman” atau “iming-iming” yang menawarkan kompromi.
3. Saksi yang hidup, karena KEBANGKITAN Yesus bukan sekadar CERITA lama, tetapi KUASA yang MENGUBAH hidup kita sehari-hari.
Pertanyaan Refleksi:
1. Apakah kita lebih sering diam karena takut atau ragu, atau aktif bersukacita memberitakan kebangkitan Yesus?
2. Bagaimana kita bisa menjadi saksi kebangkitan-Nya melalui kata-kata dan tindakan di lingkungan kita?
Mari, jadilah PEWARTA KEBANGKITAN YESUS: Nuntius Resurrectionis Iesu.