♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
DAMAI SEJAHTERA, bagi para saudaraku ytk. Hati yang damai dan pikiran yang positif adalah kunci untuk hidup sehat dan bahagia. Untuk itu, selalu berjumpa dengan Tuhan dalam doa adalah kunci utamanya.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 24: 13 – 35, yakni Yesus menampakkan diri di jalan ke Emaus.
Dalam bacaan Injil hari ini, dikisahkan dua murid Yesus berjalan menuju Emaus dengan hati yang penuh kesedihan dan kebingungan. Mereka telah mendengar kabar tentang kebangkitan Yesus, tetapi masih sulit untuk percaya. Di tengah perjalanan, Yesus sendiri datang dan berjalan bersama mereka, tetapi mereka tidak mengenali-Nya. Saat mereka duduk makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.Saat itulah mata mereka terbuka, dan mereka mengenali Dia. Namun, Yesus segera menghilang dari pandangan mereka.
Peristiwa ini mengajarkan kepada kita bahwa kehadiran Tuhan sering kali tidak langsung kita sadari, terutama ketika kita tenggelam dalam kesedihan atau keraguan. Namun, melalui tanda-tanda sederhana seperti pemecahan roti, Tuhan menyatakan diri-Nya kepada kita.
Oleh karena itu, renungan ini mengajak kita untuk bertanya: apakah kita juga sering kali gagal merasakan & melihat kehadiran Tuhan dalam hidup kita? Apakah kita hanya mencari-Nya dalam hal-hal besar, tetapi melewatkan kehadiran-Nya dalam hal-hal kecil dan sederhana? Seperti murid-murid di Emaus, kita diajak untuk membuka mata hati dan mata iman kita, agar dapat mengenali Tuhan yang selalu hadir dalam kehidupan kita, teristimewa saat perayaan ekaristi. Ada beberapa pesan untuk kita dari bacaan Injil hari ini, yakni:
Pertama Yesus Hadir dalam Keseharian: Tuhan sering kali menyatakan diri bukan dalam hal spektakuler, tetapi dalam keintiman seperti perjamuan sederhana. Di meja makan, dalam kebersamaan, bahkan dalam duka, Ia menyertai kita. Kedua Firman dan Sakramen Membuka Mata: Kedua murid diajar melalui Kitab Suci, tetapi pengenalan sejati datang saat Yesus bertindak memecahkan roti, tanda perjanjian-Nya. Ini mengingatkan kita bahwa iman bertumbuh bukan hanya melalui pengetahuan, tetapi juga melalui pengalaman akan kasih-Nya dalam hidup sehari-hari.
Ketiga Respons yang Tepat: Bangkit dan Bersaksi: Begitu mata hati dan mata iman mereka terbuka, kedua murid segera kembali ke Yerusalem untuk memberitakan kebangkitan. Pengenalan akan Kristus harus menghasilkan TINDAKAN, kita pun dipanggil untuk menjadi SAKSI-Nya.
Untuk menjadi SAKSI kebangkitan Yesus bagi sesama, maka kita terlebih dahulu juga harus bangkit dari manusia lama dengan cara meninggalkan dan menanggalkan manusia lama, dengan BERBENAH, BERUBAH dan BERBUAH PERTOBATAN, yang diwujudkan dengan memulai mengenakan manusia baru. Inilah SAKSI kebangkitan Yesus yang paling sederhana. Semoga demikian.