Silpa Nol Artinya Pemerintah Patuh terhadap Perencanaan

WAKIL Ketua Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Rote Ndao dari Fraksi Partai Demokrat memberikan apresiasi terkait sistem Pengeloaan Keuangan Daerah Kabupaten Rote Ndao yang menganut Sistem Silpa Nol. Menurutnya jika Silpa Nol pada kas Daerah dalam akhir tahun anggaran menandakan bahwa pengelolaan keuangan daerah kita baik karena sesuai dengan apa yang direncanakan oleh Pemerintah dan DPRD yang telah melalui tahapan yang cukup panjang mulai sejak dari Musrenbang lalu dibawah Ke KUA PPAS sampai pada Penetapan anggaran untuk APBD untuk Satu Tahun Anggaran. “yah itu Artinya Pemerintah Taat terhadap Perencanaan Pendapatan yang sudah ditetapkan dan dibelanjakan sesuai rencana tersebut, ungkap Petrus J Pelle.
Masih Menurut Petrus Pelle, penerapan Sistim silpa Nol merupakan amanat Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah maupun aturan perubahannya untuk itu ketika pemerintah merencanakan menggunakan sistim Silpa Nol tidak ada penolakan dari Lembaga DPRD Kabupaten Rote Ndao, pihaknya justru sangat mendukung pelaksanaan sistem Silpa Nol agar dalam pengelolaan APBD tidak terjadi defisit yang besar. “Kami tidak menolak ketika pemerintah ajukan sistem Silpa Nol karena sudah sesuai aturan” ujar Petrus J.Pelle.
Sementara itu, Ketua Komisi B sekaligus Ketua Fraksi Golkar Adri Lau menyatakan, penerapan Silpa Nol itu artinya perencanaan pendapatan sama dengan belanja.Itu artinya Pemkab taat terhadap apa yang telah direncanakan, apa yang sudah diprogramkan, dibelanjakan sesuai dengan rencana.  “Jadi kita taat asas terhadap program kegiatan yang ada, kita laksanakan sesuai yang ditetapkan APBD ” ujar Adri Lau. Selain itu sejauh pengamatan pihaknya, presentase penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah Kabupaten Rote Ndao juga sesuai jadwal yang ditentukan.
Menurutnya sejak rencana pemerintah mengajukan pada awal kepemimpinan Bupati Leonard Haning, hampir tidak ada penolakan berarti. Ia menerangkan justru akan menjadi pertanyaan besar jika menganut sistem Silpa positif, kalau Silpa positif berarti masih ada sejumlah dana yang tida bisa dianggarkan pada program sedangkan jika silpa negatif berarti ada over program sedangkan di Rote Ndao seimbang karena besarnya anggaran diprogramkan semua. Dalam penyerapan anggaran, aspek pengendalian berjalan bagus yang mana, setiap triwulan dan semester itu dievaluasi oleh pemerintah terkait target pencapaian. Jika penyerapan rendah maka dana di kas daerah begitu tinggi.
Dirinya setuju dengan  aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat terkait dana DAU yang dipending.karena menurutnya dipendingnya dana DAU menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah belum mampu mengelola APBD secara baik sehingga terdapat Silpa di Kas daerah yang cukup besar.  “Untuk apa dana itu diendapkan, artinya sejumlah program kegiatan untuk masyarakat tidak bisa dilaksanakan ” ujar Adri Lau.
Sementara itu, Kabag Keuangan Setda Rote Ndao, Daniel W. Nalle yang dihubungi terpisah pada Rabu(31/8) menyampaikan, Silpa Nol itu artinya dalam penyerapan anggaran tidak membiarkan mengendap di kas daerah,yang kedua berkaitan dengan ketaatan dalam penyampaian distribusi laporan.
Hal ini dikarenakan dalam laporan itu menggambarkan progres besarnya penerapan. Setiap daerah memiliki ketergantungan yang besar terhadap dana perimbangan dari pusat terdiri dari Dana DAU, Dana DAK dan Dana bagi hasil.APBD Rote Ndao tahun 2016 sebesar 728 miliar yang mana dari jumlah tersebut sebanyak 600 miliar lebih merupakan dana perimbangan pusat.Dengan begitu  tergantungnya terhadap dana dari pusat maka ketika sudah ditranfer dari Bendahara umum negara kepada Bendahara umum daerah maka perlu dikelola secara optimal.Khusus untuk SKPD pengelola dana diatur penyerapan fisik proyek yang mana tidak hanya uang muka tetapi menyesuaikan dengan fisik proyek karena hal tersebut membantu laju penyerapan dana.Oleh karena itu percepatan kordinasi antara SKPD dengan pihak ketiga berjalan baik tentu serapan dana juga signifikan.Ia juga menyampaikan bahwa ada sejumlah proyek fisik dengan pagu anggaran yang besar  sudah dilaksanakan perencanaan jauh-jauh hari atau N-1.Sebagai contoh sekarang 2016, di penghujung 2015, perencanaan fisik proyek sudah selesai jadi eksekusi dan implementasi proyek sudah bisa dilaksanakan di awal tahun anggaran sehingga pihaknya bisa melakukan penutupan semua proyek di sekitar November dan pada Desember tidak ada yang antri panjang. ♦ ido