UD Anugerah Laut Guna Semesta (ALGA), sejak Februari 2015 bersama masyarakat di Desa Dodaek Kecamatan Rote Selatan kembangkan Rumput laut jenis “Sakol” dilahan seluas 100 ribu meter, mulai dari Pantai Fola Oen hingga Tanjung Sanko’o.
Menurut Ketua Kelompok Rumput Laut ALGA,Robin Pello mengatakan sebelumnya warga masyarakat diwilayah Dodaek berprofesi sebagai petani dan penyadap Nira,awal 2015, adanya investor UD Anugerah Laut Guna Semesta (ALGA) milik suku Rote yang tinggal di Jakarta Bima Fanggida’E. menawarkan Usaha Rumput Laut. Mulanya dianggap angin lalu karena perna ada pengusaha juga yang telah melakukan survey,tetapi akhirnya tak kunjung kembali.
Februari 2015 telah dirintis pekerja Rumput Laut semua warga Doda’ek. Hanya mengenal nama rumput laut dan rata-rata pemula Tanpa melalui latihan,tetapi langsung terapkan dilaut Pengadaan Bibit Rumput laut, tali dan peralatan pendukung seperti Perahu,Kendaraan Operasional karyawan, pembuatan Keranjang berukuran 100 X 50, untuk menyokong rumput laut karena topografi laut yang bergelombang. Semuanya difasilitasi oleh Pemodal UD Anugerah Laut Guna Semesta (ALGA), sementara masyarakat yang terlibat sebanyak 42 karyawan,walau masih tahap identifikasi topografi laut. Komitmen keseriusan telah dilaksanakan pemodal dengan memberi upah per karyawan Rp. 1.500.000 (satu Juta Lima ratus Ribu),dengan masa kerja sehari 8 Jam disesuaikan dengan kondisi laut, disaat Gelombang surut baru kerja.
Dikatakan Robin Pello dengan kehadiran UD Anugerah Laut Guna Semesta (ALGA), masyarakat ekoniminya meningkat,bahkan bisa menyelohkan anak,jadi semula bekerja serabutan, musim ladang dan musim sadap Lontar harus gantian kerja,kini focus pada kerja rumput laut hasilnya bisa melebihi pendapatan sebelumnya. Kami sadari harus BALGAining position petani rumput laut,karena secara individual lemah karena berbagai keterbatasan seperti modal, teknologi, akses pemasaran.Petani rumput laut hanya menjadi price taker dan sering merugikan.
Menurut Direktur UD Anugerah Laut Guna Semesta (ALGA),Bima Fangidae ditemui di lokasi Rumput Laut di Desa Dodaek,Kamis 15 Juli 2015 mengatakan dirinya merupakan waga asli Rote,tetapi mengenyam ilmu di America dan kelahiran Jakarta,tetapi niat membangun Rote terus mengebuh didalam benak, suatu ketika bersama beberapa coleganya pengusaha mendatangi Rote mengidentifikasi lokasi-lokasi potensi Rumput Laut. Mendapatkan reference dari Buku dan Konsultasi dengan Dinas teknis yakni perikanan, ada lokasi potensi Rumput Laut di Dodaek, dan belum perna ada investor yang menanamkan Modal karena kondisi alam baik akses jalan, kondisi laut yang penuh karang dan gelombang yang tinggi mencoba untuk berinvestasi.
Bima juga mengatakan karena dirinya sebagai anak lokal mau membuktikan bahwa anak lokal tidak hanya berjanji bahwa akan,tetapi membuktikan, walau secara ekonomis harus merugi karena lokasi Dodaek Akses Jalan,sanitasi Air untuk kantor dan Listrik yang belum tersedia, namun dengan kondisi tersebut justru menjadi cambuk untuk mulai berbenah, karena pembangunan SDM Rote Ndao, Ekonomi dan Kesejahteraan bukan saja tugas pemerintah,tetapi semua komponen terkait termasuk orang Rote yang berada diluar Rote.
Dan sesuai hasil identifikasi dengan masyarakat ada komitmen untuk kerja sama, dengan motode kerja bersama masyarakat alasanya simple,Usaha rumput laut secara individual oleh masing-masing petani tidak efisien secara ekonomis dan merangsang persaingan tidak sehat antar petani, tetapi kami secara kelompok sangat demokratis “milik bersama, dikelola secara bersama-sama dan untuk kepentingan bersama”. Saat ini masih dalam tahap Uji Coba, tetapi bukti kepastian bagi karyawan UD Anugera Laut Guna Semesta (ALGA) dilapangan berjumlah 42 orang,diberi gaji per bulan Rp. 1.500.000,- (Satu Juta Lima Ratus Ribu). Dengan jam kerja selama sehari 8 Jam sesuai dengan Cuaca, modal manajeman disiapkan UD Anugerah Laut Guna Semesta (ALGA), pegembangan awal areal cukup luas 100 ribu meter persegi telah dirintis pekerja pemula Rumput Laut semua wALGA Doda’ek. tanpa melalui latihan,tetapi langsung terapkan dilaut Pengadaan Rumput Bibit laut, tali dan peralatan pendukung seperti Perahu pembuatan Keranjang berukuran 100 X 50,untuk menyokong rumput laut karena topografi laut yang arusnya tinggi cocok untuk Rumput Laut Cottoni Hijau (Sakol).
Dikatakan Bima,pihaknya telah memberikan traning manajemen terbuka,bagaimana penghasilan yang didapat manajemen,berapa yang diberikan kepada karyawan,sehingga saling menguntungkan. Pihaknya telah membangun Gudang di Kelurahan Busalangga Kecamatan Rote Barat Laut yang jaraknya mencapai 60 kilo Meter,tujuanya agar biasa menampung hasil dan memasarkan ke Jakarta. Mengenai pengembangan Pabrik belum bisa,pasalnya jika hasil uji coba dan pengembangan rumput laut sehari mencapai ratusan ton pihaknya akan mendirikan Pabrik.
“Jadi intinya, kita sediakan bahan bakunya, kalau sudah mencukupi baru bisa berpikir itu,jika potensi yang ada belum memadai kita hanya bisa menjadi pembeli untuk menjual kepada Pabrik di Bali dan Malang,” kata Bima.
Sementara itu, Kepala Kantor Perijinan Terpadu Kabupaten Rote Ndao Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KP2T) Simon O. Zacharias, SH memberikan apresiasi.