Kader Posyandu dan pengurus desa yang tersebar di dua kecamatan di Kabupaten Rote Ndao yakni Kecamatan Lobalain dan kecamatan Rote Barat Laut (RBL), para berjumlah 50 orang, yang berasal dari Kader Pelayanan terpadu (Posyandu), dan pengurus Desa/Kelurahan mengikuti sosialisasi desa siaga aktif sebagai upaya penurunan angka kematian ibu (Aki) dan angka kematian bayi (Akb) di kabupaten Rote Ndao kegiatan tersebut diselenggarakan selama dua hari, Jumat 31 Juli – 1 Agustus 2015.
Kegiatan tersebut dibuka Bupati Rote Ndao, Drs. leonard Haning, MM dibacakan asisten Asisten Pemerintahan Sekertaris Daerah (setda) Kabupaten Rote Ndao. Drs. Jonas Selly, MM yang berlangsung diaula Hotel Grace, Jumat 31 Juli 2015.
Dalam sambutan Bupati yang dibacakan Asisten III Setda Rote Ndao mengatakan kesehatan merupakan hak azasi yang dijelaskan dalam UUD 1945, Pasal 28 H ayat 1 dan UU no. 36 thn 2009 dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Rote Ndao mendukung Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) yang telah mengelar sosialisasi Desa/Kelurahan Siaga Aktif sebagai bentuk nyata pelayanan kepada masyarakat.
Untuk itu para peserta yang berjumlah 40 orang yang mewakili kecamatan/ Desa dan kelurahan diminta, agar dengan seksama mengikuti sosialisasi tersebut karena sangat penting untuk ditularkan demi terbentuknya kelurahan dan desa siaga aktif dibidang kesehatan. Karena dengan program tersebut diharapkan akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan angka kematian Ibu dan bayi di Indonesia yang sekarang tercatat sangat tinggi yakni 60% secara nasional.
Sementara itu,Kepala Bidang Kelembagaan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Maria Was,SE mengatakan, sosialisasi tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat kelurahan dan desa yang peduli, tanggap dan mampu mengenali, mencegah serta mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi secara mandiri, sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatannya.
“Setelah mengikuti sosialisasi ini, diharapkan para peserta mampu memberikan informasi dan ilmu yang telah didapat kepada minimal 50 kader Posyandu baik di Tingkat Kecamatan dan Desa/kelurahan yang ada di wilayah kerjanya masing-masing, khususnya tentang pentingnya kelurahan dan desa siaga aktif,” kata Maria. Adapun materi yang diberikan kepada para peserta saat itu, diantaranya mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kebersihan lingkungan, kerjasama masyarakat dengan petugas kesehatan dalam penanganan masalah kesehatan lingkungan, serta kepedulian masyarakat untuk mengembangkan arisan tabungan ibu bersalin.
Selain itu, juga diberikan materi tentang pendataan pendonor darah aktif sesuai golongan, membuat ambulance desa, merujuk atau membawa jika ada ditemukan keluarga atau masyarakat yang sakit ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, dan siap siaga jika terjadi bencana atau wabah di wilayah kerjanya.
Dikatakan Maria, diwilayah Kabupaten Rote Ndao baru dibentuk desa Siaga,sehingga diharapkan para kader yang ikut pelatihan bisa membentuk didesanya masing-masing.“jadi awlanya hanya dua kecamatan dan lima Desa yang ikut sosialisasi, setelah itu mereka kader yang ikut pelatihan yang akan membentuk lagi Desa siaga, dananya didukung dari BPMPD Provinsi NTT dan BPMPD Kabupaten Rote Ndao,” kata Maria. Ia juga mengatakan desa siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu maka dalam pengenbangannya diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi (menfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang di hadapinya. Untuk menuju desa siaga perlu di kaji upaya-upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang sudah ada seperti posyandu, polindes, pos obat desa, dana sehat, siap antar jaga kesehatan ibu dan anak (Siaga KIA) dan lain-lain sebagai embrio atau titik awal sebagai pengembangan menuju desa siaga. Dengan demikian, mengubah desa menjadi desa siaga akan lebih cepat bila di desa tersebut telah ada berbagai UKBM. Pengembangan desa siaga juga merupakan revitalisasi pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) sebagai pendekatan edukatif yang perlu di hidupkan kembali, dipertahankan dan ditingkatkan.
ferry