Yonathan Kana : GM PLN NTT Bohongi Publik, GM Menjawab

Anggota DPRD NTT dari Fraksi Partai Demokrat menilai General Manager PLN Wilayah NTT, Richard Safkaur telah melakukan pembohongan publik. Dalam siaran langsung di RRI Kupang, 26 Agustus 2015, tegas Kana, Richard menjelaskan kepada masyarakat bahwa listrik tidak akan mati selamanya karena sudah ada penambahan daya dan sudah diperbaiki total. Hanya beberapa saat ternyata listrik di kota Kupang mati dan kota gelap.Tidak hanya satu dua jam tetapi sampai seharian. Rakyat susah.Saya sebagai anggota masyarakat jelas sangat marah. Malam itu juga saya telepon dan memarahinya termasuk pesan singkat ke pejabat pusat. Namun tidak ada penjelasan,” teriak Yonathan Kana kepada EXPO NTT di DPRD NTT Selasa 1 September 2015.
Humas PLN Wilayah NTT seperti dilansir media online, kondisi kelistrikan di Kota Kupang dan sekitarnya yang sering padam dan menjadi keluhan masyarakat, pihak PLN memberikan beberapa jawaban terkait kondisi elistrikan sistem Kupang saat ini.
PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) berempati terhadap ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat Kota Kupang saat ini. Karena itu PLN NTT berusaha keras mengoptimalkan semua pembangkit di Sistem Kupang, baik di PLTD Kuanino, PLTD Tenau dan PLTU 2 NTT di Bolok akan dioptimalkan sesuai kondisinya.
Berkaitan dengan kondisi padam akhir-akhir ini dapat dijelaskan. Kejadian berawal dari musibah kebakaran pada conveyor (alat angkut batubara) PLTU 2 NTT di Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang pada tanggal 13 Agustus 2015.
Kondisi ini menyebabkan PLTU berhenti beroprasi, karena batubara tidak dapat dipasok ke ruang bakar (bolier). Akibatnya daya sebesar 24-25 MW tidak dapat dipasok ke Sistem Kupang, sehingga Kota Kupang mengalami pemadaman bergilir sejak terjadi musibah pada pukul 20.00 Wita.
PLN Wilayah NTT kembali mengerahkan sumberdayanya untuk menginvestigasi kondisi PLTU dan secepatnya berusaha menghidupkan kembali PLTU. Upaya menghidupkan kembali membutuhkan waktu. Panas ideal PLTU 2 NTT saat beroperasi adalah 900 derajat celcius. Karena itu membutuhkan waktu lama untuk menunggu hingga mesin PLTU dingin sebelum bisa diperiksa.
Setelah berhasil ditemukan sumber masalahnya, PLTU kembali bisa beroperasi pada 29 Agustus 2015, namun hanya diberi beban maksimal 8 MW. Dalam kondisi demikian wilayah Kota Kupang yang padam pada siang hari bisa dikurangi hingga tidak padam sama sekali. Sedangkan malam hari, masih terjadi defisit namun wilayah padam sudah berkurang. Kondisi ini berlangsung hingga tanggal 30 Agustus 2015.
Kondisi Senin, 31 Agustus 2015, Unit I PLTU sudah bisa beroperasi hingga 10 MW, sehingga daya mampu (DM) Sistem Kupang sebesar 46,2 mega watt (MW) pada siang hari. Pemakaian listrik tertinggi di Kota Kupang atau beban puncak siang hari sebesar 42 MW. Ada cadangan sebesar 4,2 MW, sehingga listrik tidak padam.
Daya mampu malam hari ada tambahan menjadi 49,2 MW, namun beban puncak malam hari naik sebesar 53 MW, atau terdapat defisit daya sebesar 4 MW atau tepatnya 3,8 MW. Dengan demikian Senin malam masih defisit sebesar 4 MW, sehingga masih ada daerah yang mengalami padam.
General Manager PLN Wilayah NTT, Richard Safkaur, menjelaskan kondisi Unit I PLTU belum stabil sehingga pengoperasiannya belum bisa optimal. Selain itu, daya mampu mesin di PLTD juga mengalami penurunan kemampuan atau derating akibat suhu udara di Kota Kupang yang mulai naik. Temperatur udara yang makin panas, juga mendongkrak kenaikan pemakaian listrik.
“Atas nama manajemen PLN NTT, saya menyampaikan permohonan maaf dan berempati terhadap ketidaknyamanan masyarakat dan semua pihak di Kota Kupang, akibat berkurangnya pasokan listrik sejak musibah conveyor PLTU yang kami alami,” ungkap Richard Safkaur dengan tulus.

wjr/nttsatu.com