Laurensius Tari Wungo mengaku kecewa pemberitaan dirinya tidak mengerti singkatan dari RSUD.” Saya ini anggota dewan, yang cerdas dan waras. Dalam pemandangan umum saya memang membaca Rumah Sakit Umum Darurat. Saya sadar dan sesadarnya bahwa lebih dari lima kali saya membaca dengan kalimat yang sama. RSUD saya membaca dengan rumah sakit umum darurat. Walau di dalam pemandangan umum Fraksi Partai Hanura tertulis RSUD, Rumah Sakit Umum Daerah. Saya bukan di Komisi V yang membimdangi instansi yang bersangkutan. Saya kecewa, bahwa di RSUD yang namanya Rumah Sakit W. Z. Yohanes Kupang dalam keadaan darurat. Darurat pelayanan, darurat tenaga medis, darurat manejemen rumah sakit. Terlalu banyak daruratnya. Sehingga saya memang membaca rumah sakit darurat. Adakah yang salah dari kalimat yang saya sebut dalam acara pemandangan umum? Apakah pimpinan dewan, seluruh anggota dewan dan para pejabat tidak sadar kalau saya membaca tegas-tegas dengan kalimat rumah sakit darurat? Saya beberapa waktu lalu bersama teman anggota dewan lain juga melihat langsung ke lokasi, ke RSU itu. Saya ini wakil rakyat. Saya hanya kecewa dengan kawan-kawan wartawan kok tidak tanya saya setelah sidang. Saya juga bekas wartawan, jadi tau kalau berita mesti konfirmasi.Ini main tulis lurur-lurus saja.Jadi saya bukan di Komisi V yang berkewajiban mengkritik secara langsung dan tajam maslah darurat di rumah sakit itu. Jadi supaya tahu oleh seluruh masyarakat NTT bahwa RSU W.Z. Yohanes Kupang itu dalam keadaan darurat. Saya membaca agar Pemerintah NTT melakukan perbaikan,” tegas Laurensius Tari Wungo kepada EXPO NTT Senin 7 September 2015 siang usai paripurna.
Ketua Fraksi Partai Hanura yang juga Ketua DPW Partai Hanura NTT Jimmy W. B. Sianto kepada EXPO NTT mengaku benar adanya. “ Memang Pak Laurens sudah benar membacanya. Tidak ada yang salah. Dan tentu saja kalau bicara di paripurna jelas atas nama Fraksi Partai Hanura. Tidak masalah, biar masyarakat juga tahu bahwa RSU W.Z. Yohanes dalam keadaan darurat yang perlu mendapat perhatian serius Pemda NTT secara khusus direktur baru yang mantan Sekda Ende,” jelas Jimmy Sianto.
Dalam pemandangan umum Fraksi Partai Hanura menegaskan, pada SKPD Dinas Kesehatan terjadi peningkatan anggaran dari sebesar 53,14 Milyar lebih atau naik 19,08 persen. Kenaikan terjadi pada pos belanjang langsung khusus RSU Prof.W.Z.Yohanes Kupang semula Rp 186m53 Milyar lebih mendapat tambahan dana senilai Rp 47,36 Milyar lebih atau naik menjadi 25,26 persen sehingga menjadi Rp 234,90 Milyar lebih. “Kalau anggarannya naik, pelayanannya juga harus naik, harus lebih baik,harus ada perbaikan,” tegas Wungo. Maka Fraksi Hanura dalam pemandangan umumnya meminta dengan tegas pemerintah, khsusnya pimpina rumah sakit harus tingkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Berikut berita yang dilansir berbagai media online tanpa konfirmasi.
” Tidak Tahu Singkatan RSUD, Anggota DPRD NTT jadi Bahan Tertawaan
September 4, 2015 | Filed under: NASIONAL | Posted by: polce
nttterkini.com Kupang – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) dari Partai Hanura, Laurensius Tari Wungo, menjadi bahan tertawaan para peserta dan undangan yang menghadiri sidang paripurna DPRD NTT, Jumat, 4 September 2015. Dalam sidang paripurna itu, Laurensius mendapat tugas membacakan pandangan umum fraksi atas Rancangan APBD Perubahan NTT tahun 2015.
Para peserta, yakni anggota DPRD serta undangan yang terdiri dari para pejabat Provinsi NTT, termasuk Gubernur NTT Frans Lebu Raya tertawa riuh saat Laurensius menyebut kepanjangan dari singkatan RSUD W.Z. Johannes, Kupang. Singkatan RSUD yang seharusnya rumah sakit umum daerah disebut rumah sakit umum darurat. Tidak hanya sekali Laurensius menyebutkan akronim yang salah itu. Setidaknya lima kali disebutkan olehnya. Menyaksikan sesama anggota DPRD dan para pejabat tertawa, Laurensius hanya tersenyum. Entah menyadari kesalahannya atau penyebutan singkatan itu sengaja dipelesetkan, Laurensius terus membacakan pandangan umum fraksinya. Pimpinan sidang, Gabriel Kusuma Beri Bina, sempat menghidupkan pengeras suara di depannya hendak menginterupsi Laurensius.
Namun, sebelum Beri Bina menyampaikan pendapatnya, anggota Fraksi Partai Hanura lainnya, Angela Mercy Piwung, langsung angkat bicara. “Yang dimaksudkan RSUD itu bukan rumah sakit umum darurat, tapi Rumah Sakit Umum Daerah W.Z. Johannes, Kupang,” katanya.
Anggota Fraksi Partai NasDem, Kasimirus Kolo, menyela penjelasan Angle. Kasimirus mengatakan, mungkin saja darurat yang dimaksud rumah sakit umum darurat oleh Laurensius, karena rumah sakit milik Pemerintah Provinsi NTT itu sedang dalam kondisi darurat. Setelah sidang, Laurensius tetap bersikap percaya diri saat dimintai konfirmasi oleh wartawan. Bergaya santai, dia mengatakan tahu apa kepanjangan dari singkatan RSUD. “Saya tahu singkatannya,” ujarnya. Namun, dia tidak menjelaskan apakah yang dia tahu itu rumah sakit umum daerah atau rumah sakit umum darurat. (tempo.co/mi)’”.
wjr