Vinsen Sangu tantang Bupati dan Wakil Bupati Ende debat langsung

Vinsen Sangu & Marselinus Petu

♦ Terkait penggunaan Taman Renungan Bung Karno

DIREKTUR FIRD dan juga mantan Ketua GMNI Cabang Ende, Vinsen Sangu, SH mengajak Bupati Ende, Ir. Marselinus Y.W.Petu dan Wakil Bupati Ende, Drs. Djafar Ahmad untuk debat langsung. Sehubungan dengan penjelasan dan klarifikasi Bupati dan Wakil Bupati Ende atas penggunaan Situs Taman Renungan Bung Karno untuk pesta pernikahan anak dari Wakil Bupati.
“Saya merasa perlu dan penting untuk kembali menanggapinya. Bahwa hemat saya, kata Vinsen Sangu, Situs Taman Renungan Bung Karno memiliki nilai historis, ideologis, sosiologis dan filosofis yang teramat mendalam. Dari tempat itulah, semesta alam merestui dan memberikan ilham kepada Bung Karno dalam mematangkan konsepsinya terhadap sebuah dasar negara bagi Indonesia kelak bila Merdeka,”.
Dan konsepsinya tersebut, dikenal dengan nama Pancasila. Hal ini disampaikan Vnisen Sangu kepada EXPO NTT di salah satu tempat di Kota Ende pada hari Selasa tanggal 22 September 2015. Lanjut Vinsen Sangu, bagi segenap warga bangsa, meyakini dan menyebutkan bahwa Ende terkhusus di Situs Taman Bung Karno lah, sesungguhnya Rahim-nya Pancasila, dan di Jakarta lah, bayi yang yang bernama Pancasila itu dilahirkan.
Sebagai rahim yang berfungsi memelihara dan memberikan tempat yang aman untuk janin, sudah sepatutnya diperlakukan istimewa dan merawatnya secara bermartabat.
Lebih jauh dikatakan, berteriak menghormati rahim, berkumandang melestarikan nilai-nilai yang terkandung didalam bayi yg bernama Pancasila tetapi menjadikan rahim dari sang bayi sebagai tempat untuk diinjak dan menari -nari serta berpesta pora yang minim nilai edukasinya adalah bentuk nyata dari perendahan keagungan rahim yang darinyalah, kita dibebaskan dari penjajah dan dari rahim itulah kita dapat menghirup udara kemerdekaan.
Bahwa sebagai Bupati dan Wakil Bupati yang mempunyai tanggung jawab melindungi, melestarikan, menjaga akan situs sejarah sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No.11 tahun 2010 tentang cagar budaya, sangat tidak etis memberikan jalan yang sesat kepada publik untuk salah memanfaatkan situs sejarah, dan sangat dangkal membangun argumentasi pembenar atas penyelenggaraan pesta nikah dengan beralibi sebagai pesta rakyat.
Sebab lanjut Visen Sangu, pesta nikah yang dilangsungkan itu jauh dari unsur-unsur yang masuk dalam kategori pesta rakyat.
Bahwa atas kesalahan publik yang memanfaatkan situs sejarah tersebut misalnya ada yang dijadikan sebagai area berpacaran, juga tidak dapat dibenarkan dan sangat jauh dari rasional sehat dari cara berpikir seorang pejabat publik yang juga sebagai penentu kebijakan. Di pundak, mulut dan lidah seorang Bupati dan Wakil Bupatilah, kebijakan tentang tata pengelolaan situs sejarah itu diurus.
Bukan mengikuti langkah yang bobrok dilakukan oleh yang salah.
Atas brberapa alasan tersebut diatas, tanggapan bupati dan wakil bupati terhadap kritikan publik atas penggunaan Situs Taman Renungan Bung Karno sebagai tempat pesta nikah, adalah bentuk dari kekerdilan cara berpikir dan cara bertindak dari seorang pejabat publik. Untuk itulah sebagai warga bangsa yang baik, saya ingin polemik yang sedang hangat didiskusikan tersebut mendapatkan nilai pendidikan dan pembelajaran yang bermartabat.
Untuk itulah Vinsen Sangu mengajak Bupati dan Wakil Bupati Ende berdebat langsung. Melalui debat ilmiah antara saya sebagai rakyat dan Bupati bersamaWakil Bupati sebagai pejabat publik, tentu akan menemukan titik ilmiah yang bisa dipetik nilai edukasinya, bisa menemukan landasan pijak sebagai kebenaran atas tindakan masing-masing.
Lebih dari itu, tambah Vinsen Sangu, publik bisa mengetahui dengan jelas akan pendasaran dan gagasan dari pemimpin mereka terhadap pemahaman akan sejarah dan ideologi yang mereka punyai.
Saya juga sangat berharap, kiranya Bupati bersama Wakil Bupati Ende dapat menyambut tantangan saya ini. Saya juga berharap agar ada lembaga akademisi yang berkenan menjadi moderator dan bahkan pembanding agar secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan dan diharapkan publik bisa menyaksikan secara langsung jalannya debat kami nanti. ♦ rik