“DEWAN Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Provinsi NTT dibawah kepemimpinan Hermanus Th. Boki senantiasa berpartisipasi aktif, memberi konstribusi pikir dalam gerak dan dinamika kehidupan dan pembangunan, terkhususnya menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sejarah Provinsi NTT mencatat bahwa perjuangan pemuda/KNPI dan berbagai elemen mahasiswa sejak Maret 2015 demi pembenahan sekaligus peningkatan standar Pelayanan Publik di RSUD W Z Johanes Kupang dengan sejumlah catatan rekomendasi, pernyataan sikap maupun melalui berbagai langkah dan aksi, mendatangkan hasil yang cukup membanggakan.
Kini diawal November 2015, manajemen RSUD W Z Johanes Kupang di bawah kepemimpinan Direktur yang baru, kembali menuai kecaman dan kritikan keras yang dilontarkan secara tegas oleh Hermanus Th. Boki – Ketua DPD KNPI Provinsi NTT.
Heri Boki, sapaan akrab Ketua DPD KNPI Provinsi NTT kepada wartawan menguraikan : telah terjadi tragedi kemanusiaan yang sangat memalukan dan mencoreng dunia kesehatan Provinsi NTT dan juga Indonesia, dikarenakan tidak professional dan kelalaian dalam pelayanan medis yang diberikan pihak RSUD W Z Johanes Kupang kepada pasien dan keluarga.
Lebih lanjut Boki mengungkapkan : peristiwa yang sangat memalukan dan mencoreng dunia kesehatan ini bagi saya adalah suatu “Kebiadaban Kemanusiaan” yang dilakukan oleh pihak RSUD W Z Johanes Kupang. Dimana ada pasien yang dirujuk untuk mendapat pelayanan medis pasca kematian bayi saat dilahirkan oleh seorang Ibu berisial HH sejak awal Februari 2015. Pihak RSUD W Z Johanes Kupang baru melakukan tindakan medis kepada pasien HH pada akhir Februari 2015 yang lalu di Lantai 2 Gedung RSUD Johanes Kupang.
Lebih ironis lagi, di duga akibat ketidak-profesionalan, kelalaian bahkan sikap acuh / masa bodoh pihak RSUD Johanes tersebut kondisi pasian semakin memburuk. Ketika kami melakukan konfirmasi langsung dengan pasien HH yang ditemani ayah kandung berinisial NH di Ruang RSUD Johanes Kupang, tercatat bahwa telah dilakukan tindakan medis berupa 1 kali operasi besar, 2 kali tindakan jahit ulang akibat putusnya benang pasca operasi besar dan 1 kali tindakan yaitu dengan membuat lubang pada bagian kanan perut pasien.
Lubang yang menganga pada bagian kanan perut pasien berdiameter 10-15 cm. Kondisi ini membuat kondisi pasien semakin memburuk dari hari ke hari tanpa adanya langkah dan upaya medis lanjutan yang diberikan untuk menangani pasien ini. Sungguh ini suatu tindakan kebiadaban kemanusiaan menurut saya dan harus dipertanggungjawabkan oleh Direktur dan jajaran RSUD Johanes Kupang.
Bagi kami, apapun langkah medis yang diambil tentunya kami hargai, tapi sampai dengan kondisi pasien separah ini sudah dalam ketidak-wajaran. Sepengetahuan saya, jika lubang pada bagian kanan perut pasien HH adalah langkah terakhir medis yang dikenal dengan colostomy maka hal itu harus mampu dipertanggungjawabkan pihak RSUD Johanes Kupang dengan menunjukan bukti rekam medic pasien maupun infom coise. Tidak bisa berspekulasi apalagi sebatas hanya ber’opini.
Kami akan terus berupaya memperjuangkan permasalahan ini hingga tuntas agar adanya pembenahan dalam pelayanan medis ke depan secara lebih baik dan bertanggung jawab sekaligus untuk menghindari jatuhnya korban-korban lain akibat dari kelalaian dan ketidak-profesional pihak medis.
Kami mohon dukungan semua elemen termaksud rekan-rekan media dalam perjuangan ini. Sekali lagi kami mengharapkan dukungan dan doa bagi perjuangan ini. Terima kasih.
Hormat saya,
Ketua DPD KNPI Provinsi NTT
Hermanus Th. Boki” ♦