Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno dicerca sejumlah anggota Komisi IV DPRD NTT terkait pernyataanya di media soal sangat tidak urgen pembangunan Bandara Adonara. Wakil Ketua Komisi IV Angelo B. Dacosta, SH,M.Hum berpendapat,” Anwar Pua Geno keliru besar dan kurang waras jika membuat pernyataan di koran tidak setuju atau tidak urgen pemerintah keluarkan dana Rp 1,1 M untuk survey Bandara Adonara. Aneh, buat masyarakat bingung. Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno maunya apa. Beliau sendiri yang mengetuk persetujuan anggaran, kemudian buat pertanyaan tidak seteju, tidak urgen dan lain-lain.Sendiri yang mengetuk,kok sendiri kritik.Jadi harap agar berhati-hati dan teliti dalam membuat pernyataan pers.” Kritikan Angelino menjawab EXPO NTT di ruang Komisi IV.
Kritik serupa juga disampaikan Ketua Komisi IV Alexander Ena,Viktor Lerik, Kardinad Kalelena dan Jeffery Unbanunaek. Menurut Jeffrey, Ketua Dewan Anwar Pua Geno sangat mungkin saat ketuk palu persetujuan anggaran untuk survey pembangunan Bandara Adonara sedang ngantk.” Kita sebagai anggota Komisi IV kecewa dengan pernyataan Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno.
Kalau Bandara Adonara bisa dibangun, ya saya juga mendesak Pemda NTT dan Dinas Perhubungan NTT untuk membangun Bandara di TTS. Seperti dilansir savanaparadiso 23 Juni 2015, Seolah tak mau kalah dengan rencana pembangunan bandara di Adonara, Flores Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) juga meminta Bandara. Anggota DPRD NTT Daerah Pemilihan TTS, Jefry Unbanunaek mengatakan TTS juga mempunyai Lahan di Boking yang cocok untuk dbangun sebuah bandara. ”Usulan bandara di boking karena letaknya sangat strategis dari wilayah terselatan kabupaten TTS. selain itu juga Boking punya histori perekonomian yang jaya di waktu dulu,” Kata Jefry, Selasa, 23 Juni 2015.
Selain itu kata Jefry, dari sisi anggaran bisa menghemat APBN. Bandara Boking, kata Jefry bisa dipakai oleh kabupaten TTS dan beberapa calon Daerah Otonomi Baru (DOB) Amanatun.
Dijelaskannya, bandara Boking dari sisi pertahanan negara sangat strategis mengingat karena wilayah laut karena berbatsan langsung dengan Australia dan Timor Leste.” Lahannya sangat cocok untuk dbangun sebuah bandara di Boking saat ini juga sudah ada angkatan laut,” Jelasnya.
Seperti diwartakan, Ketua Komisi IV DPRD NTT Alexander Ena menegakui,” Komisi IV DPRD NTT sudah menyetujui alokasi dana senilai Rp 1,1 Miliar untuk studi kelayakan pembangunan Bandar Udara di Adonara. Jadi, dana sebesar itu bukan untuk membangun Bandara, tetapi baru pada tahap survey. Kedua, jika menurut lembaga survey layak dan masyarakat tidak keberatan, ya, akan dibahas lagi di Banggar apa Bandar Adonara layak dibangun atau tidak.”
Penegasan ini disampaikan Alex Ena menjawab EXPO NTT usai paripurna tanggapan Gubernur NTT atas pemandangan umum fraksi-fraksi terhadap nota pengantar laporan terhadap pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah Tahun 2014 oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur,Kamis 18 Juni 2015.
Ketika ditanya, apakah sekadar survey hanya sekadar buang-buang dana APBD I NTT, Alex Ena kembali menegaskan,” Tidak masalah.” Tetapi Alex Ena tidak menguraikan secara detail pentingnya dibangun Bandara di Adonara yang adalah kampung halaman Gubernur Frans Lebu Raya.
Bahkan ketika didesak dengan pertanyaan lain, terkait ada konspirasi antara Komisi IV dengan SKPD terkait atau pihak yang berkepentingan, Alex Ena enggan menjawab. Alex Ena dan kawan-kawan seperti diwartakan sebuah harian local Kamis 18 Juni 2015, siap pasang badan demi suksesnya pembangunan Bandara Adonara.
Perihal rencana pembangunan Bandara Adonara, Ketua DPRD NTT Anwa Pua Geno menegaskan,” Tidak penting dan sangat tidak urgen. Tidak ditemukan alasan mendasar dan masuk akal jika dewan menyetujui pembangunan Bandar Udara Adonara. Dasarnya apa? Masa’ satu kabupaten bangun dua Bandara. Di Flotim sudah ada Bandara dan Pelabuhan Laut.Kabupaten tetangga Lembata juga ada Bandara dan ada juga Pelabuhan Laut. Lalu, jarak antara Adonara ke Larantuka jauhkah? Juga jara dari Lembata ke Adonara jauhkah? Jadi menurut saya hanya orang kurang waras yang merencanakan pembangunan sebuah Bandar Udara di Adonara.”
Dari kalkulasi ekonomi,tegas Anwar Pua Geno dengan nada tanya, ”Apakah ada maskapai yang mau melayani penerbangan ke Adonara? Memang masyarakat Adonara sangat padat dan aktivitas ekonomi sangat luar biasa sehingga perlu dibangun sebuah bandara baru? Secara ekonomis sangat tidak menguntungkan karena sebuah maskapai akan melayani masyarakat melalui sebuah bandara tertentu harus untung. Apakah maskapai yang terbang ke Adonara mampu mengisi pesawat sedikitnya 50 persen setiap kali penerbangan? Kita perlu pertimbangkan banyak hal supaya jangan buang-buang dana APBD I NTT yang adalah berasal dari pajak rakyat. Kalau ada maspakai yang bersedia bangun ya, silahkan saja.”
Anwar Puageno mendesak pemerintah segera menghentikan aktivitas pembangunan Bandara Adonara. Apalagi telah ada sikap menolak yang diajukan sejumlah masyarakat Adonara melalui surat ke DPRD NTT.
“Seminggu terakhir ini saya baru tau adanya rencana bangun bandara ini. Saya tidak setuju bandara dibangun di Adonara,” kata Anwar seperti diwartakan sergapntt.com 16 Juni 2015.
Menurut dia, perlu kajian ekonomi untuk membangun bandara. Jika secara ekonomis tidak terlalu menguntungkan, sebaiknya dihentikan. Apalagi pemerintah juga telah punya rencana membangun jembatan (Palmerah) yang menghubungkan Pulau Flores dengan Pulau Adonara.
“Jangan sampe setelah dibangun mubazir seperti pelabuhan Maumbawa di Kabupaten Ngada, Nangakeo di Ende dan Wini di Timor Tengah Utara,” paparnya.Anwar menganjurkan, sebaiknya dana yang ada dialihkan untuk memperbaiki ratusan kilo meter jalan provinsi yang kini dalam keadaan rusak. “Termasuk jalan-jalan provinsi yang ada di Adonara,” katanya.
Komisi IV DPRD NTT, Alexander Ena tak mengerti dengan sikap Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno. Pasalnya, Anwar menolak pembangunan Bandara Adonara, tapi yang menyetujui dana survei bandara itu jurstru Anwar sendiri. “Mungkin saat mengetuk palu (persetujuan anggaran survei Bandara Adonara), pak ketua DPR sedang mengantuk,” ujar Alex kritis saat ditanyai sergapntt.com di gedung DPRD NTT.
Belakangan Awar tidak lagi mempermasalahkan dana survei Bandara Adonara sebesar Rp 1,1 miliar. Namun ia berharap agar masalah Bandara Adonara dibahas lagi di tingkat pimpinan DPRD NTT agar kehadiran bandara tersebut tidak mubazir. Sebab, kata Anwar, di sekitar Adonara sudah ada dua bandara, yakni di Lewoleba, Kabupaten Lembata dan di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur.
Dalam rapat paripurna DPRD NTT dengan agenda pemandangan umum Komisi-Komisi DPRD NTT, Selasa (23/6/2015) lalu, Anwar menegaskan, “Saya lebih melihat pada urgensinya karena di kawasan itu sudah ada dua bandara yakni di Lewoleba dan Larantuka. Jangan sampai pembangunan Bandara di Adonara itu menjadi mubazir”.
Ketua DPRD NTT dicerca anggota
