EXPONTT.COM – Kisah dua perempuan asal NTT yang ikut membangun tower emergency bersama relawan PLN lain.
Adalah Rosalia Widya Astuti Chandra (23) dan Putri Ramadani (23), dua Srikandi PLN yang terlibat dalam pemulihan listrik di beberapa wilayah NTT yang rusak akibat hantaman Badai Siklon Tropis Seroja awal April lalu.
Rosalia dan Putri adalah putri daerah asal NTT yang bertugas di Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk Mamuju, Sulawesi Barat.
Mereka terbang dari Mamuju menuju kampung halaman untuk terlibat dalam perbaikan listrik di NTT.
Baca juga: Setelah Sikumana, Kini Danau Baru Muncul Lagi di Batuplat Kupang, Luasnya 2 Hektare
“Menjelang badai hari itu, saya sudah mulai cemas melihat stories di media sosial teman-teman. Saya melihat hujan begitu besar dan cuaca sangat buruk,” kisah Rosalia, wanita yang akrab disapa Widi itu, dalam keterangannya, Rabu (21/4/2021).
Widi sendiri merupakan lulusan Politeknik Negeri Kupang dan bergabung menjadi bagian PLN dengan jabatan Junior Engineer Pemeliharaan Transmisi sejak tahun lalu.
Ia mengaku, merasa sedih karena dampak bencana alam itu membuat banyak daerah hancur, hingga banyak korban yang meninggal dunia dan hilang.
Saat atasannya memberi tahu informasi mengenai pembukaan relawan untuk pemulihan kelistrikan NTT, tanpa pikir panjang Widi pun langsung mendaftarkan diri.
“Ternyata disetujui. Saya langsung berangkat ke Kupang untuk bergabung dengan relawan lain di lokasi,” katanya.
Tak hanya Widi, panggilan untuk menjadi relawan juga dirasakan oleh Putri, yang bekerja di bagian Operasi dan Pemeliharaan Transmisi.
Sebagai tim relawan PLN, Widi dan Putri utamanya bertugas mengurus masalah persediaan logistik. Keduanya memastikan semua kebutuhan personel yang berkerja di lokasi bisa terpenuhi dengan baik.
Baca juga: Tak Respon Somasi, Nadia Riwu Kaho Terancam Dilaporkan ke Polisi
“Meski saya dan Widi perempuan, kami tak hanya mengerjakan pekerjaan yang ringan-ringan. Kami juga ikut membantu mengangkat material dan menarik konduktor listrik untuk mendirikan tower,” ungkap Putri.
Keduanya mengaku sangat termotivasi untuk membuat listrik kembali menyala di NTT. Sebab, kehadiran listrik akan sangat membantu warga untuk beraktivitas kembali dengan normal.
“Ada hal yang selalu menghangatkan hati kami. Saat cahaya listrik kembali hadir di antara rumah warga korban dan ketika melihat wajah-wajah tersenyum,” ungkap Widi.