EXPONTT.COM – Pasca bencana banjir dan longsor yang terjadi di sejumlah wilayah Nusa Tenggara Timur awal April 2021 lalu, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merelokasi rumah korban bencana ke lokasi yang lebih aman.
Hal ini sesuai dengan arahan Presiden RI Jokowi beberapa waktu lalu.
Hunian tetap akan dibangun Kementerian PUPR bagi korban bencana di NTT menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).
RISHA merupakan teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan bahan beton bertulang pada struktur utamanya.
Baca juga: Bertengkar dengan Istri, Pria di Kupang Tewas Gantung Diri
Saat ini Kementerian PUPR tengah melakukan peletakan batu pertama di lokasi pembangunan huntap Waisesa 1.
Pembangunan mock up RISHA sejumlah 2 unit juga sedang dilaksanakan dan ditargetkan selesai dalam 2 minggu ke depan.
Pembangunan 2 unit mock up RISHA juga dilaksanakan pada lokasi relokasi lainnya setelah pematokan lahan dan proses hibah selesai dilakukan.
Salah satu lokasi yang akan dibangun hunian tetap ini berada di Waisesa 1, Desa Tanjung Batu, Kabupaten Lembata, Provinsi NTT. Kementerian PUPR telah melakukan pematokan seluas 4,3 hektare dari rencana total luas lahan yang akan dihibahkan sebesar 10 hektare. Pada lokasi ini akan dibangun 154 unit hunian tetap bagi para korban terdampak bencana yang diakibatkan siklon badai seroja yang terjadi bulan lalu.
Baca juga: Video Mesum Siswi SMA di Alor Tersebar, Korban Mengaku Dicabuli 8 Kali
Ketua Satgas Penanganan Bencana Kementerian PUPR di NTT dan NTB Widiarto mengatakan “Kami juga akan melakukan pengujian geolistrik untuk memastikan ketersediaan sumber air bersih pada lahan yang akan dibangun hunta bagi para korban bencana.”
Kementerian PUPR sebelumnya sudah menghitung perkiraan kebutuhan biaya program pembangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dalam rangka relokasi permukiman dengan keperluan anggaran tahun jamak sekitar Rp338 miliar yakni tahun anggaran 2021 sebesar Rp236 miliar dan tahun anggaran 2022 sebesar Rp102 miliar.
Widiarto menyatakan kebutuhan anggaran tersebut direncanakan untuk pembangunan sebanyak 1.000 unit RISHA, terdiri dari di Lembata sebanyak 700 unit dan Adonara sebanyak 300 unit.
Selain wilayah Lembata dan Adonara, Pemerintah Daerah juga mengusulkan empat lokasi tambahan untuk relokasi yaitu di Kabupaten Kupang sekitar 14 unit rumah, Kota Kupang sekitar 530 unit rumah , Kabupaten Alor sekitar 599 unit rumah, dan Kabupaten Rote Ndao sebanyak 153 unit rumah.
♦corpsnews.co
Baca juga: Upacara Hardiknas 2021, Nadiem Makarim Kenakan Busana Adat Rote