Awang Prawiro: Menimbang Jonas Salean Sang Petahana

Jonas Salean & Awang Notoprawiro

KETUA DPW Partai Amanat Nasional (PAN) NTT dalam blognya menulis pertimbangannya calon Walkota Kupang 2017 khusus Jonas Salean.Tulisan dalam bentuk opini pribadi dan sebagai politisi serta pemimpin partai dalam rangka memberi pengertian kepada publik Kota Kupang tentang figure seorang Jonas Salean dalam kapasitas sebagai walikota yang menjalankan amanat rakyat selama lima tahun memimpin Kota Kupang. Berikut opini Awang Prawiro.
Riuh publik di media sudah membusa. Segala tindak-tanduk calon-calon Wali Kota Kupang dicermati, ditafsir media dan publik. Mulai dari yang mengkritisi, hingga yang memuji-muji. Sebesar dan sekecil apapun statemen, selalu ditakar, berapa bobot efek politik. Inti tulisan ini adalah refleksi, menyegarkan kembali nalar kita, menyambut Pilkada Kota Kupang yang sebentar lagi.
Tutur dan laku selalu punya tafsir politik. Apalagi media yang latah politik, semuanya dianggap perangai politik. Maka bermacan-macam verifikasi publik terhadap prilaku beberapa elit yang digadang-gadang mencalonkan diri sebagai cawalkot Kota Kupang.
Beberapa waktu ini, riak-riak ter-bebar ke publik Kota Kupang, cukup menyita perhatian. Saya anggap ini gejala biasa. Tak ada yang luar biasa, selain kita cuma mengulang-ulang siklus kekuasaan. Opini publik dan media, hanya sekrup yang mengikuti mesin politik bekerja.
Apapun itu, warga Kota Kupang bermayoritas kelas menegah ke atas dan terdidik. Dari sisi karakter pemilih, warga Kota Kupang tergategori pemilih cerdas. Mereka tak lagi terjebak pencitraan, pepesan kosong, tapi mengukur kinerja bagi cawalkot petahana, dan menakar jam terbang dan popularitas bagi kandidat pendatang baru.
Ujian terberat adalah bagi kandidat petahana, karena publik akan mengukur kinerjanya selama satu periode. Ini menjadi objek tembakan yang tepat bagi kandidat lawan. Lain soal bila program pembangunan berjalan, investasi meningkat dan kesempatan kerja terbuka lebar bagi masyarakat kota Kupang; kandidat petahana mendapat tempat positif di mata warga masyarakat Kota Kupang. Kalau kondisi ini yang terjadi, seturut kampanye sehat dan positif, petahana akan memimpin barisan depan.
Demikian pun bagi pendatang baru, bila punya rekam jejak yang baik, populer, serta memiliki basis soail yang kuat, pastinya menjadi kekuatan yang tak bisa dibendung. Pendatang baru memiliki celah menyerang atas kegagalan petahana. Namun, seturut itu, petahana akan sulit ditaklukan, karena ia punya insentif sosial yang sudah ditabungnya selama berkuasa.
Kekalahan cawalkot petahana sebelumnya, itu karena mengalami defisit kepercayaan publik selama berkuasa di Kota Kupang. Petahana terpental oleh sosok sparing partner lamanya di Pilkada Kota Kupang. Tapi jika kita takar, kali ini petahana punya cukup modal sosial politik. Sebagai kota berkembang, pertumbuhan ekonomi Kota Kupang dalam rentang waktu tiga tahun terakhir rata-rata sebesar 7,72% atau lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata Provinsi NTT yaitu sebesar 5,53%. Sektor yang paling mempengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi yaitu sektor jasa. Selain itu, laju pertumbuhan ekonomi Kota Kupang secara umum, juga didukung oleh iklim investasi, yang terus menjamur di kota ini.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Kupang pada tahun 2013-2014 lebih tinggi jika dibandingkan dengan provinsi maupun nasional, dimana pertumbuhan ekonomi Kota Kupang tahun 2013 sebesar 7,57% dan tahun 2014 sebesar 7,3%, sedangkan pertumbuhan ekonomi provinsi pada tahun yang sama adalah 5,4% dan 5,7% sedangkan nasional 6,3% dan 6,5% [Baca : Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang Meningkat Didukung Iklim Investasi]
Stabilitas iklim perpolitikan yang terjaga, memberi ruas jalan bagi lajunya pertumbuhan dan investasi. Itu artinya, kepemimpinan petahana relaitf kondusif. Mampu menjaga harmoni politik kota kupang dan iklim investasi. Seturut dengan laju pertumbuhan ekonomi di Kota Kupang tiga tahun terakhir, tingkat kemiskinan pun mengalami penurunan. Pada tahun 2012 lalu, kepala keluarga (KK) miskin sebanyak 12.879 KK. Pada tahun 2013, angka tersebut menurun menjadi 12.491 atau berkurang 388 KK atau turun 3,01 persen [Baca : Walikota Angka Kemiskinan Kota Kupang Menurun]. Artinya, stabilitas politik yang terjaga, investasi yang membaik, berdampak nyata pada tingkat konsumsi, pendapatan, kesempatan kerja dan penurunan kemiskinan.
Dus dari dua sisi di atas, kemudian tak menjadi kesimpulan keberhasilan petahana, tapi cukup sebagai tanda baca bagi warga Kota Kupang, untuk mencermati kinerja petahana selama mengelola Kota Kupang satu periode. Tentu ada persoalan lain yang perlu dikritisi, dimana hal demikian pun sebagai tanda baca, untuk mendekati kandidat petahana. Pada akhirnya kita percaya, bahwa warga Kota Kupang adalah pemilih cerdas. Tidak memilih yang meledak-ledak, tapi cukup memahami daya kerja dan perhatian penuh pada kota Kupang dan tentu kesejahteraan masyarakatnya. Semoga Kota Kupang Lebih Baik. ♦ web