Sato, Alat Musik Tradisional NTT yang Terancam Punah

Sato alat musik tradisional NTT
Sato, alat musik tradisional NTT

EXPONTT.COM – Beragam kebudayaan yang ada di Indonesia merupakan warisan dari para pendahulu bagi penerus, termasuk musik dan tari-tarian tradisional. Dalam budaya musik Indonesia ada banyak alat-alat musik tradisional yang merupakan warisan budaya.

Namun di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) salah satu alat musik tradisional terancam punah. Alat musik tradisional itu adalah Sato.

“Sato merupakan salah satu alat musik tradisional yang cara memainkan dengan cara digesek yang mempunyai keunikan karena terbuat dari buah Maja atau bila (Mbabu) dalam bahasa setempat. Alat musik Sato terdapat di Desa Waturaka Kec. Kelimutu. Desa Waturaka sendiri adalah salah satu desa penyangga TN Kelimutu yang dikenal dengan desa wisata,” tulis akun Instagram @btn_kelimutu, 17 Juni 2021.

Pada awalnya dawai Sato terbuat dari serat daun lidah buaya yang dikeringkan lalu dijalin dengan getah kenari. Namun karena perkembangan zaman, kini dawainya menggunakan tali senar nomor empat sama dengan yang biasa digunakan di gitar akustik, sedangkan alat geseknya berbentuk busur kecil dengan tali dari bahan ijuk.

Baca juga: Cegah Covid-19 Meluas, Pemkot Kupang Siap Tutup Sementara Pintu Keluar Masuk

Bila diperhatikan Sato hampir mirip dengan biola, apalagi teknik permainannyapun hampir sama. Kini alat musik ini dikembangkan dan dimainkan masyarakat Desa Waturaka setempat.

Kini alat musik Sato termasuk alat musik hampir punah. Hal tersebut dikarenakan alat musik ini sudah jarang dimainkan dan dikembangkan masyarakat suku Lio maupun suku Ende.

Jarak Desa Wisata Waturaka dari Kota Kabupaten Ende ke Desa Waturaka 54 kilometer dan jarak dari ibu kota Kecamatan kelimutu ke Desa Waturaka 4 kilometer. Desa ini dibentuk pada 2011, dan ditetapkan sebagai Desa Wisata pada 2014.

Wisatawan yang berkunjung ke Desa Waturaka pada 2015-2016, sebanyak 1.252 orang. Berdasarkan laman sinta.unud.ac.id, jumlah pengunjung masih tergolong sedikit, hal tersebut dipengaruhi karena terbatasnya fasilitas pendukung seperti homestay, transportasi, rumah makan.

Baca juga: Debit Air Danau Kelimutu Ende Menurun, Bebatuan di Dalam Kawah Mulai Terlihat

Namun, seiring waktu desa ini pun makin berkembang dan ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. Desa ini bahkan mendapat penghargaan desa ekowisata terbaik oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada 2017.

alat musik tradisional ntt
air terjun Murukeba, Ende, NTT, foto: good news from indonesia

Desa Waturaka memiliki potensi daya tarik wisata unggulan, salah satunya air terjun Murukeba. Air terjun tersebut diperkirakan mencapai 100 meter.

Wisatawan ingin berkunjung ke Murukeba harus berjalan kaki. Dari jalan raya Kelimutu, mereka harus meniti anak tangga hingga ke pos penjagaan sekitar 100 meter. Mereka yang ke Kelimutu tentu belum lengkap jika tak berkunjung ke tempat ini.

Baca juga: Diduga “Ada Aroma KKN” Di Labuan Kelambu

♦liputan6.com