EXPONTT.COM – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPRD-RI) asal Nusa Tengara Timur (NTT), Abarham Liyanto meminta kepada Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) untuk tidak memaksa membangun pariwisata halal di NTT.
Menurut Abraham, memaksa wisata halal bisa menimbulkan kemarahan masyarakat NTT yang mayoritas beragama Kristen.
Abraham mengatakan hal tersebut setelah sebelumnya ada isu yang berkembang di masyrakat yang menyebut pariwisata di NTT khususnya di Labuan Bajo akan dikembangkan menuju wisata halal.
Baca juga: Pemprov NTT Perbolehkan Jenazah Covid-19 Dikubur di TPU
Anggota DPRD-RI itu meminta BPOLBF agar fokus saja ke pengembangan destinasi yang telah ada, serta meningkatkan kualitas pariwisata lokal di setiap daerah. Menurutnya, ada banyak keunikan dan kekayaan pariwisata lokal yang perlu dikembangkan.
“Dari pada buang waktu dan tenaga serta bisa menimbulkan keributan karena coba memaksakan wisata halal, lebih baik BPOLBF fokus saja ke destinasi yang belum tergarap. Angkat budaya lokal dengan hasil-hasil lokal sebagai jualan wisata. Tidak perlu bangun pariwisata yang malah melahirkan penolakan dari masyarakat,” ungkap Abraham.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) NTT itu juga menyebut, masih banyak pariwisata di NTT yang belum digarap. Misalnya, Pantai Bawana dan Kampung Tarung di Pulau Sumba, Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, wisata Grand Cayon Kelaba Madja di Kabupaten Sabu, danau Rana Mese di Kabupaten Manggarai Timur, dan ratusan destinasi lainnya yang tersebar di NTT.
Baca juga: Pemerintah Perpanjang PPKM Level 4, Luhut: Momentum Ini Harus Dijaga
Abraham bilang, kehadiran BPOLBF diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas tujuan destinasi tersebut.
Sebelumnya, pada 2019 lalu, Shana telah melemparkan wacana penerapan wisata halal di Labuan Bajo. Wacana itu urung dilanjutkan lantaran ditolak masyarakat. Atas kejadian itu, Shana sempat dinonaktifkan dari jabatan selama beberapa bulan.
♦suara.com