Dipanggil Mensesneg, Thomas Wakafkan diri Untuk Papua

Thomas Umbu Pati

JALAN berliku dilalui Thomas Umbu Pati akhirnya tiba juga di puncak. Selama bertahun sebagai PNS di lingkungan Setda NTT, Thomas demikian disapa harus puas mendudukki jabatan eselon empat.Sebagai pejabat kritis dan kreatif, Thomas diijinkan melanjutkan S2 di UGM. Kembali ke Setda NTT, Thomas belum juga diberi kepercayaan mendudukki jabatan yang pas dengan pendidikan. Lagi-lagi Thomas diijin Pemda NTT melajuntkan ke jenjang S2 di UGM Yogyakarta beberapa tahun lalu.
Saat sibuk dengan kuliah, suatu hari Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., memanggil Thomas. Ada apa gerangan. “Suatu hari saya ditelepon Rektor UGM Pak Pratikno. Saya menyapa siang itu dengan kalimat, siap Pak Tik. Besok kamu ketemu saya di ruang kerja. Waktu itu saya bilang, Pak Tik saya ni tugas belajar S3 dari Pemda NTT. Ya kamu nanti ikut saya ke Jakarta. Waktu itu tinggal beberapa hari Kabinit mau dilantik. Pak Tik meyakinkan saya, soal tugas belajar nanti di komunikasikan dengan Gubernur NTT.
Nama saya Thomas, saya tidak percaya begitu saja. Mesti lihat langsung. Tiga hari sebelum saya dilantik sebagai Kepala Sub Direktorat Otonomi Khusus (Otsus) Papua dan Papua Barat, saya diminta untuk melengkapi berkas. Salah satunya yaitu rekomendasi Gubernur NTT. Saya ke Kupang. Saya mengalami kesulitan karena bertepatan dengan kunjungan Presiden Jokowi dan sedang meninjau Waduk Raknamo di Kabupaten. Saya bernasib baik, karena disela kesibukan Gubernur, saya boleh mendapatkan rekomendasi dan siap dilantik mendudukki jabatan eselon tiga di Kemendagri.”
Thomas berkisah,” Sebelumnya saya sambil kuliah saya diperbantukan di Kemendagri untuk memantau perbatasan di sejumlah wilayah Indonesia. Saya berpendapat bahwa Pak Tik tidak salah memilih saya apa lagi sebagai Kasubdit Otus Papua dan Papua Barat. Saya bilang kepada Pak Tik bahwa saya siap menjalankan tugas dengan baik sesuai tugas yang diberikan.”
Dalam sambutannya bertepatan dengan acara sambut baru puteri keduanya Minggu 29 Mei 2016, Thomas mengkisahkan betapa sulitnya mendapatkan jabatan eselon tiga di lingkungan Kemendagri. Sejak tahun 2008 sekembali dari Jepang, kenang Thomas ada salah satu pejabat yang menawarkan jabatan eselon tiga. “Tapi pejabat itu bilang, yang penting kau siap tiga ratus juta. Dalam hati, saya bisa dapat uang dari mana. Ada mobil tapi hanya satu. Dan kalau jualpun belum genap tiga ratus juga. Ternyata ada jalan yang lebih mulus bahkan diminta oleh pejabat penting, seperti Pak Tik. Dan salah satu orang NTT yang sangat membantu saya yaitu Pak Cornelis Lay. Orang kepercayaan Pak Jokowi dan Ibu Megawati. Sejak 2012, saya ditarik ke Mendagri khususnya di Dirjen Otda sebagai konsultan khusus masalah perbatasan.”
Suasana resepsi sambut baru puterinya berubah menjadi acara kenegaraan. Mengapa, dalam acara itu dihadiri sejumla pejabat penting dari Majelis Rakyat Papua (MRP). Juga puluhan mahasiswa/I yang tugas belajar ikut meriahkan dengan mempersembahkan sejumlah lagu. Dalam sekapur sirih H. Arobi Ahmad pejabat MRP berulang mengucapkan terima kasih kepada Pemda dan rakyat NTT yang berkenan mengijinkan seorang puter terbaik seperti Thomas Umbu Pati.
“Kami orang Papua patut berterima kasih kepada Pemda dan Rakyat NTT yang memperkenankan  Pak Thomas membangun kami dan masyarakat Papua. Pak Thomas orang baik dan hebat. Dia sangat luar biasa, komunikasi dengan kami orang Papua sangat baik. Pak Thomas memperlakukan kami sebagai saudara kandung. Dia bergaul dengan kami orang Papua dari elit sampai kelas bawa. Dia membuka cakrawala baru bagi kami orang Papua. Kami merasakan perbedaan, kami merasa kami diperhatikan Pemerintah RI. Oleh karena itu, perkenan kami menerima Pak Thomas dengan acara adat Papua. Kalau sudah kami terima dengan adat, berarti Pak Thomas bersama isteri dan anak-anak sudah menjadi saudara kandung kami. Kalau sudah jadi saudara kandung berarti, kami sakit dia juga sakit, kami susah dia juga pasti susah. Kami pastikan, bahwa Papua bersama Pak Thomas akan maju.” Demikian smabutan H. Arobi.
Pada kesempatan itu, Wakil Ketua MRP Ibu Anike Sabani, memakaikan topi Papua dan mengenakan pakaian adat Papua serta penyerahan sebuah piring. Acara demikian sakral, karena dihadiri sejumlah pejabat dari Otda Kementerian Dalam Negeri RI seperti Dr. Rozy Beni dan Budi A. Acara semi resmi itu menjadi acara berkesan karena dihadiri pula tamu undangan berstatus pejabat seperti Asisten I, Karo Keuangan, Karo Humas, Kepala PPKAD NTT Obaldus Toda dan ratusan tamu yang memenuhi halaman rumah kontrakan Thomas Umbu Pati di Blok S Perumahan Lopo Indah Permai Kolhua.
Thomas menyatakan akan memulai hidup baru di Jakarta. Di bulan Juni dan Juli 2016, seluruh keluarga sudah menetap di Jakarta.” Kami harus memulai hidup baru di Ibukota, kami harus akrab dengan hingar bingar ibukota, akrab dengan kemacetan. Tetapi dengan doa bapak dan ibu, kami pasti bisa.”
Thomas Umbu Pati dihadapan tamu undangan menegaskan,” Apa yang salah dengan Papua. Papua adalah surga yang turun dari langit, turun dari surga. Alamnya yang subur dan kaya dengan pertambangan. Tapi mengapa Papua. Orangnya kelihatan keras, tetapi berhati baik. Tetapi, sekali lagi saya mengatakan tetapi mengapa Papua masih tertinggal. Dengan jabatan yang saya emban, yang dipercayakan Negara kepada saya, saya akan berusaha membangun orang Papua, dengan hati. Pendekatan persaudaraan dan religious dikedepankan. Bukan dengan pendekatan kekuasaan dan fisik. Mereka juga manusia yang membutuhkan diperlakukan secara adil, diperlakukan secara manusiawi. Kami dalam dua tahun ini merekrut 1.000 anak Papua untuk tugas belajar, 500 anak untuk SLTA dan 500 anak perguruan tinggi. Mereka terbesar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Saya berusaha sekuat tenaga saya agar mereka sebelum kembali ke Papua terlebih dahulu magang di sejumlah instansi. Sehingga mereka kembali sudah bisa beradab tasi dengan dunia kerja.”
Thomas mengaskan, “ Tanah Timor lebih baek, tetapi Tanah Papua juga baek. Cinta saya sudah terbagi. Dulu 100 persen untuk NTT tetapi sekarang 100 persen untuk Tanah Papua tercinta. Papua pasti jaya dibawa kepemimpinan Jokowi dan Jusuf Kalla.Saya wakafkan tenaga dan pikiran saya untuk Papua.” ♦ wjr