Kejanggalan Kasus Astri dan Lael Diungkap Benny Harman, Kapolri Beri Atensi Khusus

kapolri jenderal listyo
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (Youtube Komisi III DPR RI)

EXPONTT.COM – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan respon terkait kasus pembunuhan ibu dan anak Astri Manafe dan Lael Maccabe yang terjadi di Kota Kupang, NTT.

Hal ini diungkap Kapolri dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR setelah sebelumnya politisi Partai Demokrat asal NTT, Benny Kabur Harman mengungkap kejanggalan kasus ini.

“Beberapa kasus yang menjadi atensi di beberapa wilayah. Saya kira para Kapolda sudah mendengar langsung beberapa catatan, termasuk di NTT,” jelas Kapolri dikutip dari YouTube Komisi III DPR RI Channel.

Baca juga: Dituntut Hukuman Mati, Sidang Putusan Tinus Perko Ditunda

Jenderal Listyo juga meminta seluruh Kapolda untuk bergerak cepat, termasuk meminta Kapolda NTT untuk transparan.

“Tolong segera dilakukan langkah-langkah yang tepat, dilaporkan publik bagaimana progres kita supaya semua ini transparan,” ujarnya.

Kapolri menilai transparansi penanganan kasus menjadi bagian dari pertanggungjawaban kepada publik.

Baca juga: Hindari Jalan Berlubang, Revo Hantam Pikap yang Sedang Parkir di TDM Kota Kupang, Pengendara Motor Kritis

“Bagaimana supaya publik bisa memahami dan bisa dipertanggungjawabkan terkait penanganannya. Para Kapolda langsung action, saya minta laporannya,” kata Kapolri.

Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Kapolri dan jajarannya, anggota Komisi III DPR RI asal NTT Benny Harman menyinggung kasus pembunuhan ibu dan anaknya, Astri Manafe dan Lael Maccabe.

Raker ini digelar di ruang komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin 24 Januari 2022.

Baca juga: Seorang Mahasiwa di Kupang Tulis Surat Terbuka untuk Wali Kota Kupang, Ini Permintaannya

Raker dipimpin Ketua Komisi III DPR RI, Bambang Pacul. Menurut Beny Harman, kasus Astri Lael menjadi perhatian publik Nusa Tenggara Timur (NTT). Ibu dan anak itu menjadi korban pembunuhan di Kota Kupang.

“Ini yang penting. Kalau teman-teman tanya saya, tumben datang pagi-pagi sebetulnya alasannya karena saya didesak-desak oleh masyarakat NTT yang saat ini lagi fokus pada masalah pembunuhan seorang ibu dan anak yang oleh mereka dipandang penangannnya tidak adil,” kata Beny Harman sebagaimana dikutip dari kanal youtube Komisi III DPR RI.

Menurutnya, penanganan hukum kasus pembunuhan Astri Manafe dan Lael tersendat-sendat dan diduga penuh dengan rekayasa.

Baca juga: Ketua TPDI: Polda NTT Diduga Lindungi Pelaku Lain, Randy Badjideh Bisa Diputus Bebas

“Mengapa kasus ini kemudian menyita perhartian publik NTT? Pertama lamban sekali penanganan. Ibu anak ini meniggalkan rumah pada 27 Agustus dan telah dilaporkan kemana dia pergi, lalu tiba-tiba kemudian ditemukan tewas,” papar Beny Harman.

Kejanggalan kedua, lanjut Beny Harman, ditetapkan tersangka adalah pelaku tunggal.

“Padahal ditengarai pelaku tidak tunggal. Ada tim pencari fakta yang dilakukan oleh aktivis-kativis LSM di sana bahwa pelakunya tidak tunggal. Pelaku namanya Randy (Randy Badjideh, Red) tiba-tiba datang ke kantor polisi dan mengaku dia pelaku. Jadi ada semacam rekayasa pelaku itu. Artinya ada pelaku lain. Tapi ada kesan pelaku lainnya ditutupi, dan ini bukan pelaku biasa,” tandasnya.

Baca juga: Sembunyikan Kehamilan dari Orang tua, Pembuang Bayi di Liliba Kupang Ternyata Siswi SMA

Kejanggalan berikut yang diungkap Benny adalah ketika Randy mengaku membunuh Astri dengan cara mencekik.

“Si Randy yang ditengarai sebagai pelaku mengaku dia yang membunuh Astri dengan cara mencekik. Kemudian Astri membunuh anak dengan mencekik. Padahal hasil otopsi akibat benda tumpul, ada memar di kepala,” katanya.

Benny Harman kemudian meminta Mabes Polri mengambil alih penanganan kasus Astri Lael.

“Atas nama masyarakat NTT, mohon kebijakan jika berkenan ambil alih penangnana kasus, demi keadilan. Demikian terima kasih,” ucap Beny Harman.