Sebuah tragedi kembali dialami oleh Haldin Kaltin Burain (25), warga Jalan Bajawa, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berprofesi sebagai tukang ojek. Ia diperlakukan secara tidak adil oleh oknum Satlantas Polres Kupang Kota.
Haldin mengaku saat itu dirinya sedang mengantar penumpang ke Pasar Kasih Naikoten I. Setibanya di depan kantor BPK, pihak Satuan Lalu Lintas Polres Kupang Kota sedang melakukan operasi. Karena surat-surat kendaraannya tidak lengkap, ia pun ditahan. Nasib Haldin semakin malang ketika motor miliknya dibawah oleh oknum Satlantas Kupang Kota dan menabrakan kendaraan milik Haldin dengan kendaraan lain.
“Kemudian mereka tahan saya. Setelah ditahan, mereka meminta surat-surat milik saya saat itu. Pada saat itu juga saya lupa bawah surat-suratnya. Karena surat-surat tidak lengkap mereka langsung menyita kendaraan milik saya lalu pergi tabrak kendaraan lain,” kata Haldin dengan nada kasar.
Ia menjelaskan, saat itu, ketika oknum Satlantas tersebut membawa motor miliknya, ia langsung bertanya mengapa motornya disita. Sudah disita, mengapa harus ditabrakkan lagi dengan kendaraan milik orang lain? Usai bertanya seperti itu, oknum polisi tersebut naik pitam dan datang mencekik dirinya. Haldin mengaku tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, tetapi oknum polisi itu tidak mengerti apa yang ia sampaikan. Bahkan dengan menunjukkan sikap seperti itu, menurut Haldin, kredibilitas oknum tersebut perlu dipertanyakan.
Dari pantauan moral-politik.com, situasi saat itu sangat memanas dan kendaraan pun yang melewati jalur jalan itu sempat macet sekitar 30 menit. Setelah polisi melakukan kekerasan terhadap Haldin yang sehari-harinya tukang ojek di Kota Kupang tersebut, oknum Satuan Lalu Lintas pun memaksakan diri membawah kendaraan milik Haldin untuk di proses lebih lanjut.
Haldin mengatakan dirinya memang orang miskin dan bukan orang berada, tetapi motor miliknya adalah sarana yang digunakan setiap harinya demi memperoleh sesuap nasi dengan cara halal. Dia pun tidak ingin menuntut agar oknum Satlantas tersebut mengganti motor miliknya.
“Kalau memang Pak mau ganti motor saya, itu tidak ada persoalaan buat saya dan saya tahu Pak punya uang untuk ganti motor milik saya. Tetapi motor ini didapat dari hasil kerja keras dengan susah payah. Kalau Pak ingin tegakkan aturan sesuai undang-undang kenapa hanya saya yang kena tilang tapi yang lain tidak ditilang? Ini perlu dipertanyakan,” ujar Haldin mempertanyakan ulah oknum Satlantas yang aneh tersebut.
sumber : moral-politik.com