EXPONTT.COM, KUPANG – Dalam rangka memperkuat narasi lingkungan agar bisa diangkat di tahun politik, The Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) atau masyarakat jurnalis Lingkungan Indonesia menggelar pelatihan bagi para jurnalis dan jurnalis warga di Kota Kupang.
Mengusung tema ‘Memperkuat Narasi Lingkungan di Tahun Politik’ kegiatan yang dilaksanakan di hotel Sotis, Kupang, NTT, selama dua hari, Selasa 1 Agustus hingga Rabu 2 Agustus 2023, digelar untuk mendorong narasi perubahan iklim dan isu yang berkaitan dengan lingkungan.
Dalam kegiatan pelatihannya, para jurnalis bersama sejumlah narasumber saling mendengar pendapat satu sama lain terkait isu-isu lingkungan yang saat ini tengah menjadi perhatian.
Baca juga: Sanggah Dugaan Jaksa, Kuasa Hukum PT SIM Sebut Penyidik Kejati NTT Sesat
Workshop hari pertama digelar dalam dua kelas berbeda yakni kelas jurnalis dan kelas jurnalis warga serta konten creator dengan pelatihan menghadirkan ketua dan pengurus SIEJ serta pengamat lingkungan dari Undana Kupang
Selama dua hari, peserta mendapatkan materi dari SIEJ dan juga pengamat lingkungan hidup, NGO lingkungan, partai politik, jurnalis senior, pengamat politik, Bawaslu dan KPU NTT selaku penyelenggara Pemilu.
Ketua SIEJ, Joni Aswira, saat pembukaan kegiatan menyebut kalau SIEJ sesuai mandat kongres mengutamakan isu lingkungan di tahun politik dan mendorong masyarakat aktivis dan jurnalis untuk mengawal isu lingkungan.
Joni menggambarkan, Kementerian Keuangan RI menyebut Indonesia berpotensi mengalami kerugian hingga Rp112,2 triliun akibat krisis iklim sepanjang 2023.
Baca juga: WALHI NTT Launching Buletin, Referensi Masyarakat Tentang Kondisi Alam NTT Saat Ini
Perubahan iklim yang menyebabkan banjir dan berbagai bencana lainnya mengganggu rantai pasok hingga menyebabkan tekanan pada inflasi yang saat ini juga terjadi di Indonesia dan ini belum termasuk biaya sosial dan kesehatan yang harus ditanggung masyarakat.
Menurut survei yang dilakukan YouGov, Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara dengan penduduk terbanyak yang tidak percaya pada pemanasan global.
Fakta ini ditemukan dalam survei yang digelar dari 30 Juli hingga 24 Agustus 2020 terhadap 26.000 responden dari 25 negara.
Baca juga: Dua Anggota DPRD NTT Berbeda Pendapat Terkait Polemik Tambang Geotermal di Poco Leok
Menurutnya, generasi muda saat ini, termasuk milenial dan Gen Z berpeluang besar menjadi penentu masa depan politik di Indonesia termasuk isu perubahan iklim.
Dari berbagai kajian, diprediksi pemilih dari generasi milenial dan Z akan mendominasi perolehan suara di Pilkada Pemilu 2024.