EXPONTT.COM – Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebut Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang dilaksanakan pada era kepemimpinan Gubernur Viktor Laiskodat, merugikan petani di NTT dan hanya menguntungkan pihak ketiga (Opstaker).
Hal tersebut disampaikan Fraksi PDI Perjuangan dalam Pendapat Akhir terhadap Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTT Tahun Anggaran 2023, Rabu, 27 September 2023.
Patrianus Lali Wolo, menyebut dari fakta dan kajian mendalam di lapangan yang didapatkan Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provunsi NTT, TJPS yang berjalan dengan pola dengan bantuan Bank NTT dinilai Fraksi gagal dan memberatkan petani.
Baca juga: Harga Tiket Pesawat Melambung, Pemprov NTT Diminta Belajar dari Pengalaman TransNusa
Opsteker atau pihak ketiga dalam program TJPS tutur Lali Wolo, merupakan pihak yang memasok bibit dan juga yang akan membeli hasil panen dari petani.
“Ternyata dengan hasil penjualan jagung tidak bisa menutup biaya produksi, berarti ada hutang yang menjadi beban petani,” jelas Lali Wolo.
Menurutnya, selain merugikan petani, hal tersebut akan merugikan kembali daerah. “Kalau kredit macet tentu akan berpengaruh ke Bank NTT yang merupakan bank daerah, tentu akan berpengaruh kepada keuntungan daerah,” jelas Patrianus Lali Wolo.
Baca juga: Dukcapil Kota Kupang Tak Akan Keluarkan Akta Perkawinan Beda Agama
Selain program TJPS, Fraksi PDI Perjuangan juga menyoroti program lainnya yang juga harus dilakukan evaluasi dan dibuatkan laporannya untuk melihat pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi masayarakat, antara lain, kelor, Sophia, ikan kerapu dan garam. “Tidak ada yang signifikan untuk menolong ekonomi petani,” tambahnya.
Untuk itu, Fraksi PDIP berharap program TJPS harus dievaluasi kembali oleh Pemerintah Provinsi NTT dan perlu dibuatkan laporannya untuk diberikan kepada lembaga DPRD.
“Sehingga kita bisa tahu berapa yang berhasil dan yang gagal. Dari pantauan kita (DPRD) banyak yang gagal. Kalau ada evaluasi dan laporan kita bisa cocokan, apa ini harus dilanjutkan atau seperti apa?” pungkasnya.♦gor
Baca juga: Gurita Kapitalis Mengepung Papua
Baca juga: Keluarga Almarhum Roy Bolle Sampaikan Terima Kasih Untuk Kapolres Kupang Kota