EXPONTT.COM – Figur calon Wakil Gubernur yang menjadi pendamping calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Yohanis Fransiskus Lema menjadi perbincangan hangat dan menjadi teka-teki di tengah masyarakat NTT.
Menurut Pengamat Politik, Ahmad Atang, kunci kemenangan di Pemilihan Gubernur NTT akan ada pada sosok calon Wakil Gubernur NTT.
Ansy Lema sendiri juga mengakui posisi calon wakil gubernur di Pilgub NTT kali ini sangat strategis karena dapat menjadi salah satu penentu kemenangan.
“Dalam kompetisi politik Pilgub di NTT yang sangat kompetitif, tentu aspek atau posisi wakil gubernur itu menjadi sesuatu yang sangat strategis untuk dipertimbangkan,” katanya Ansy Lema saat wawancara di Nusantara TV yang disiarkan secara langsung pada Senin 22 Juli 2024.
Pria berdarah Flores-Timor ini mengaku dirinya bersama PDI Perjuangan tengah melakukan kajian mendalam untuk mempertimbangkan gigur calon wakil gubernur.
Saat ditanya nama yang layak mendampinginya sebagai calon wakil gubernur, Ansy Lema hanya menjawab itu masih rahasia.
“Siapa yang kira-kira bisa dipertimbangkan untuk saat ini?” tanya pembawa acara, Desmona Chandra.
“Rahasia, dong!” jawab Ansy ringan.
Menurut hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 9-14 Juli 2024, nama Anita Jacoba Gah dari Partai Demokrat memimpin elektabilitas sebagai kandidat terkuat calon wakil gubernur NTT di Pilgub NTT 2024.
Pada simulasi 14 nama wakil gubernur dari hasil survei yang dilakukan lembaga survei yang dipimpin Prof Burhanuddin Muhtadi ini, Anita Gah berada di posisi teratas dengan perolehan 19,0 persen suara. Di posisi kedua Adrianus Garu menyusul dengan 15,0 persen. Sementara Anita Nidya Mahenu jauh tertinggal di posisi ketujuh dengan 3,0 persen.
Dua nama lain bakal calon wakil gubernur yang mencuat ke permukaan dalam konstalasi politik NTT belakangan ini, yakni Jane Natalia Suryanto dan Refafi Gah. Namun elektabilitas keduanya masih sangat kecil, yakni masing-masing di 2,9 persen dan 0,6 persen.
Ketika dilakukan pengerucutan tiga pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur, Ansy Lema yang diduetkan dengan Anita Gah selalu berada di posisi teratas.
Pada survei ini, Ansy Lema dan Anita Gah memiliki elektabilitas tertinggi dengan 33,4 persen yang disusul oleh pasangan Melki Laka Lena dan Anita Nidya Mahenu di posisi kedua dengan raihan elektabilitas 28,3 persen. Kemudian Simon Petrus dan Adrianus Garu menempati posisi ketiga di angka yang terpaut cukup jauh yakni 13,7 persen.
Bahkan ketika pasangan Melki diganti menjadi Gabriel Abdi Kesuma Beri Binna, pasangan Ansy Lema dan Anita Gah masih saja berada di posisi teratas.
Pada simulasi kedua ini Ansy Lema-Anita Gah meraih 30,7 persen suara, diikuti Melki Laka Lena-Gabriel Abdi yang turun jadi 28,1 persen, dan Simon Kamlasi-Adrianus Garu mendapat 13,8 persen.
Terkait sosok Anita Gah, Ansy Lema mengakui politikus Partai Demokrat itu punya posisi yang kuat untuk menjadi calon wakil gubernur.
“Ibu Anita adalah seorang politisi demokrat yang telah menjadi anggota DPR RI beberapa periode, kalau tidak salah empat, dan kini akan menjadi anggota DPR lima periode. Dalam survei Mas Burhan tampaknya beliau punya posisi yang baik sebagai bakal calon wakil gubernur. Tetapi ada nama-nama lain juga yang hari ini masuk juga dalam radar kami,” kata alumnus Seminari Pius XII Kisol itu.
Meski begitu, Ansy Lema mengaku saat ini masih membidik nama-nama lain dari sejumlah tokoh dan terus menjalin komunikasi dengan berbagai partai politik, seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Ansy Lema mengatakan, dirinya dan PDI Perjuangan sangat berhati-hati menentukan calon wakil gubernur ini, karena menyadari betul bahwa NTT dengan kompleksitas tantangan dan persoalan yang tidak kecil membutuhkan sinergi, kerja sama, dan gotong royong untuk membangun NTT.
“Kami tidak hanya ingin memenangkan kontestasi elektoral ini, tetapi kami harus bisa memastikan bahwa lima tahun ini Gubernur dan Wakil Gubernur NTT harus menjadi dwitunggal yang betul-betul solid, betul-betul kompak, untuk membangun NTT ini,” tegasnya.(*)