BMKG Prediksi Puncak Musim Penghujan akan Berlangsung Awal Tahun 2025

Kepala Stasiun Klimatologi NTT, Rahmattulloh Adji, saat menjelaskan terkait perubahan iklim yang akan terjadi di NTT / foto: SS

EXPONTT.COM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa sejumlah wilayah di NTT telah memasuki masa peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan.

Untuk puncak musim penghujan diprediksi akan terjadi di Januari 2025 mendapatang, Kepala Stasiun Klimatologi NTT, Rahmattulloh Adji, menyampaikan bahwa wilayah tersebut diperkirakan akan mengalami musim hujan lebih awal dari biasanya.

Hal ini disampaikan Adji dalam keterangan resmi pada Jumat 27 September 2024 BMKG, ia menjelaskan terdapat potensi terjadinya La Nina lemah yang dapat mempercepat kedatangan musim hujan di NTT.

BMKG memprediksi bahwa dari total 28 Zona Musim (ZOM) di NTT, satu zona akan memasuki awal musim hujan pada Oktober 2024. Sebagian besar wilayah lainnya, yakni 68 persen, akan mulai mengalami hujan pada November, sementara sisanya, 29 persen, baru akan masuk musim hujan pada Desember 2024.

“Dibandingkan dengan rata-rata klimatologis periode 1991-2020, awal musim hujan tahun ini diperkirakan akan lebih cepat di 39 persen wilayah, normal di 43 persen wilayah, dan terlambat di 18 persen wilayah lainnya,” ujar Adji.

Ia menambahkan, BMKG memprediksi bahwa musim hujan 2024/2025 akan lebih basah dibandingkan kondisi normal.

“Sebanyak 79 persen wilayah diperkirakan akan mengalami curah hujan di atas normal, sementara 21 persen sisanya akan mengalami curah hujan dalam kondisi normal,” katanya.

Ia menambahkan, untuk puncak musim hujan di NTT diperkirakan terjadi pada Januari 2025.

“Dengan 57 persen wilayah mengalami intensitas hujan tertinggi pada periode tersebut,” tambahnya.

BMKG Imbau Masyarakat Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

Dengan prediksi musim hujan yang lebih basah dari biasanya, ia mengimbau pemerintah daerah, instansi terkait, serta masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

“Pemerintah daerah diharapkan segera menyusun rencana aksi dini untuk mengurangi risiko dan dampak bencana selama musim hujan,” tambahnya.

Ia jug mengingatkan, bahwa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit yang sering terjadi selama musim hujan, seperti demam berdarah.

“BMKG berharap informasi yang diberikan dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam mempersiapkan diri menghadapi musim hujan 2024/2025.” imbuhnya.

Berdasarkan pemantauan terbaru, ENSO (El Nino Southern Oscillation) berada dalam kondisi netral, namun diperkirakan akan beralih ke fase La Nina lemah pada Oktober 2024. Sementara itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) juga berada dalam kondisi netral dan diprediksi tetap demikian hingga awal 2025. (**)