Simon Petrus Kamlasi Sebut Tidak Seharusnya NTT Miskin

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu (Paket SIAGA) mendapatkan dukungan dari masyarakat di wilayah Pantai Utara (Pantura) Pulau Alor.
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu (Paket SIAGA) mendapatkan dukungan dari masyarakat di wilayah Pantai Utara (Pantura) Pulau Alor.

EXPONTT.COM, KUPANG – Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Simon Petrus Kamlasi menyebut, tidak seharusnya Provinsi NTT miskin.

Menurutnya, jika potensi alam NTT dikelola dengan baik maka NTT yang memiliki jumlah rumah tangga petani mencapai 873.096 atau separuh penduduk NTT adalah petani, dapat keluar dari kemiskinan.

Calon Gubernur NTT nomor urut 3 ini yakin air adalah kunci agar perubahan ekonomi terjadi di NTT. “Kuncinya hanya satu, kita bangun air sebanyak-banyaknya,” katanya di Alor, Jumat, 4 Oktober 2024.

Dirinya berpandangan, program pemerintah terkait pengadaan bibit, pupuk, alat mesin pertanian tidak akan efektif jika tidak ada air sebagai infrastruktur dasar dalam pembangunan pertanian.

Baca juga:  Jamrud Akan Ramaikan Deklarasi Akbar SIAGA di Kota Kupang

“Hal utama yang kita buat adalah membangun air. Sumur bor, sumur gali, atau air permukaan yang ada di dataran rendah akan kita dorong ke atas dengan teknologi yang saya buat sendiri yakni pompa hidram,” jelas pria yang akrab disapa SPK ini.

Setelah masalah air terurai, maka lahan tidur akan dibuka dengan alat mersin pertanian (alsintan) yang modern. “Ini akan membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Mulai dari operator alsintan, hingga pengelolaan lahan dan lainnya. Kita dorong anak-anak yang masih menganggur. Jadi lahan tidur dan orang yang masih tidur kita bangunkan untuk berperan aktif membangun pertanian,” paparnya.

“Alat pertanian nantinya kita bikin sendiri, kita optimalkan potensi yang kita punya, anak-anak kita yang sekolah teknik kita libatkan. Ini bisa kita kerjakan. Mobil perang saja saya bisa buat apalagi cuman alsintan,” imbuhnya.

Baca juga:  Ide Simon Petrus Kamlasi Jadikan Pariwisata Primover Ekonomi NTT, Manfaatkan Sektor Ekonomi Sekunder

Calon Gubernur yang telah membangun lebih dari 400 titik air menggunakan teknologi pompa hidram hingga mendapat rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) itu mengatakan, sistem pengairan di lokasi pertanian juga akan menggunakan teknologi.

“Pilot projectnya sudah saya kerjakan di Kupang, saya di sini (Alor), tapi saya bisa pantau tanaman saya di Kupang, yang kelembabannya kurang bisa saya siram dari sini,” terang SPK.

Dia menjelaskan, ketika kegiatan bertani sudah dilakukan secara modern maka anak-anak muda pun akan tertarik untuk bertani.

Baca juga:  Manggarai Raya Utuh untuk SIAGA karena Ada Putra Daerah Andrianus Garu

Kegiatan pertanian, lanjut SPK tidak berhenti sampai di situ, akan diintegrasikan dengan peternakan. “Kita akan buat mesin pencacah pakan dan mesin pembuat pelet untuk ternak,”

“Tanaman jagung akan dimanfaatkan seutuhnya, biji jagung bisa diolah menjadi makanan bahkan cemilan yang bernilai ekonomis, sedangkan tongkol, batang, dan daun jagung akan diolah menjadi pakan ternak,” jelasnya.

“Masyarakat bisa budidaya ayam pedaging dan petelur untuk menuhi kebutuhan gizi keluarga sekaligus meningkatkan ekonomi,” pungkasnya.

Dengan demikian, banyak tenaga kerja produktif akan terserap, anak- anak yang muda yang menyelesaikan pendidikan tidak hanya berorientasi menjadi ASN saja tetapi bisa menjadi petani muda, peternak dan pengusaha di bidang pertanian.(*)