Sayuran Hidroponik Jadi Tren Baru di Kota Kefamenanu

Tim Fransiscus Go bersama Yustinus Go Pengurus Kebun Hidroponik Kefamenanu saat berada di Kebun Hidroponik hasil gagasan Fransiscus Go di Kota Kefamenanu Kab TTU, Rabu, 9 Oktober 2024 / foto: ist

EXPONTT.COM, TTU – Metode Hidroponik atau cara menanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam saat ini kian populer dan menjadi atralternatif pilihan untuk memulai kegiatan pertanian di Indonesia termasuk di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Salah satunya kebun hidroponik yang terletak di tengah Kota Kefamenanu, Ibukota Kabupaten TTU. Kebun Hidroponik gagasan tokoh ekonomi NTT Fransiscus Go ini berdiri dilahan seluas 2000 meter persegi dengan empat rumah kaca dimana tanaman hidroponik tersebut ditempatkan.

Berbagai jenis sayuran hidroponik ada dikebun hidroponik tersebut seperti alface atau selada dengan berbagai jenis, mulai dari kangkung, pakcoy atau sawi sendok hingga bayam merah.

Perkebunan yang baru berusia empat bulan ini, sudah menjadi pilihan bagi sebagian warga kefamenanu untuk konsumsi pribadi hingga komersil.

Baca juga:  RUPS Luar Biasa Percayakan Yohanis Umbu Landu Praing Kembali Jadi Plt Dirut Bank NTT

Yustinus Go, pengelola Kebun Hidroponik di Jalan Kakatua Kota Kefamenanu ini mengatakan, saat awal dibuka, sudah banyak warga yang datang untuk membeli dan bertanya tanya tentang metode Hidroponik ini.

“Sejak dibuka, kebun ini sudah dikunjungi berbagai golongan masyarakat, mulai dari ibu-ibu hingga dosen-dosen di Universitas di Kefamenanu” jelas Yustinus Go.

Dirinya menyebut, dalam sehari dia bisa memanen kurnag lebih 20 kilogram sayuran hidroponik. Dan proses menjualnya pun cukup unik, karena selain dijual kepada langganannya, pelaku usaha rumah makan dan rumah sakit, Dia juga menitipkan kepada pedagang sayur mayur di pasar.

“Rata rata per hari langganan tetap mulai membeli dari 2kg hingga 6kg perhari, Saya juga coba dipasar, penjual sayur saya titip di lima tempat, per hari per orang bisa jual 3kg hingga 4kg. Selain itu saya juga masukan ke dalur rumah sakit untuk pasien” jelas Yustinus Go.

Baca juga:  Bank DI Yogyakarta Belajar Program Pinjaman Online di Bank NTT

Sementara itu terkait hambatan dalam proses mengelola Kebun Hidroponik ini, Yustinus Go mengatakan, kebersihan saluran pipa air sangat menentukan tumbuh kembang dari sayuran..

“Sejauh ini hambatannya adalah proses pembersihan lumut pada saluran pipa air, kita harus rutin memeriksa dan membersihkan lumut tersebut agar tidak menggangu proses tumbuhnya sayuran sayuran tersebut” jelas Yustinus Go.

Sementara untuk proses perakitan wadah bagi tanaman hidroponik, Yustinus mengatakan, dilakukan sendiri dengan mempelajari secara otodidak atau belajar sendiri.

Baca juga:  Gubernur Melki Laka Lena Pastikan Direksi dan Komisaris Bank NTT Bebas dari Politik

Kebun Hidroponik hasil gagasan Fransisco Go ini terbuka bagi siapa pun yang ingin sekedar berbelanja atau turut mempelajari bagaimana proses menanam dengan menggunakan metode Hidroponik.

Hasil Panen Diburu Pengusaha Kuliner

Sementara itu, Anggraini Setyowaty, pemilik usaha rumah makan di Kefamenanu, mengaku rutin membeli sayuran selada hidroponik.

Dia mengakui bahwa rasa sayuran hasil hidroponik lebih segar dan manis, dibandingkan dengan non hidroponik. Selain itu harganya juga lebih murah dibandingkan dengan selada berpupuk.

“Saya mulai berlangganan sejak awal hadirnya Kebun Hidroponik, waktu ditawarkan, kami langsung membeli dan berlangganan hingga saat ini, rasa sayur selada yang manis membuat menu lalapan menjadi best seller di warung kami” tutup Anggraini.(*)