Dugaan Politik Uang Daniel Taimenas, Warga Akui Amplop Titipan Melki Laka Lena

Tangkapan layar Ketua DPRD Kabupaten Kupang serahkan uang kepada warga Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat. Dalam video tersebut, Daniel Taimenas secara lantang menyebut uang tersebut adalah titipan berkat dari Calon Gubernur NTT, Melki Laka Lena / sumber: akun TikTok Sahabat Dan Taimenas

Tokoh masyarakat Desa Tunbaun, Kornelis Nenohara, mengaku sangat prihatin. Pasalnya usai video tersebut viral warga desa mejadi gaduh. Dirinya juga didatangi sejumlah warga yang ada di dalam video tersebut. Untuk itu dirinya meminta agar persoalan ini diproses.

Dirinya menyebut, masyarakat yang hadir di dalam pertemuan tersebut sudah merasa ditipu, karena mengundang dengan agenda gereja tetapi dalam pertemuan tidak membahas agenda yang diinformasikan saat diundang. “Ini membuat jemaat kita resah dan bisa berakibat buruk bagi kegiatan jemaat kita di sini,” ujarnya.

Baca juga:  Pemkot Kupang Gelar Kupang Investment Forum III Tahun 2024

Kejadian ini, lanjut Kornelis, menegaskan bahwa ada pihak yang menggunakan urusan lembaga keagamaan untuk kepentingan politik

“Ini kan seperti kita ketahui bahwa tidak boleh lakukan hal-hal seperti ini apalagi pada masa kampanye dan nanti masyarakat atau jemaat kita bisa diproses macam-macam,” imbuhnya.

Baca juga:  Mulai Januari 2025 Pemprov NTT Terapkan Opsen PKB, Tarif Pajak Kendaraan Naik

Kornelis menjelaskan, bahwasanya di gereja GMIT Sesawi Battuna memang ada kegiatan dan membutuhkan biaya namun dana untuk kegiatan tersebut sudah tersedia. “Kami sudah siapkan biaya untuk kepentingan itu, lalu mau alaskan (uang) itu untuk apa,” ujarnya.

Dia berharap, pihak berwenang seperti panwas, polisi atau aparat penegak hukum lainnya segera mengambil sikap untuk menyelesaikan masalah dugaan politik uang ini.

Baca juga:  ICW Rilis Album Musik Ketiga di Kupang, Diisi Marapu, Leis Plang dan Hip-Hop Lembata Foundation

“Hal seperti ini masuk dalam hal penipuan, karena mengundang agenda gereja tetapi dalam pertemuan tidak membahas agenda itu. Ini membuat jemaat kita resah dan bisa berakibat buruk bagi jemaat kita di sini. Kalau mereka baku marah saja kita omong soal pembangunan di gereja tidak bisa jalan lagi,” tegasnya.(*)