Gelar Seminar Kajian Tenun Lembata, Kepala Museum NTT Sebut Mencintai Budaya Tak Cukup Kenakan Pakaian Adat

Kepala UPTD Museum Daerah Provinsi NTT, Aplinuksi Asanam saat membuka Seminar Kajian Kain Tenun Kabupaten Lembata, Rabu, 30 Oktober 2024 / foto: Gorby Rumung

EXPONTT.COM, KUPANG – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Seminar Kajian Kain Tenun Kabupaten Lembata, Rabu, 30 Oktober 2024.

Seminar yang digelar di aula Museum Daerah Provinsi NTT ini merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan untuk memberikan kajian yang mendalam agar masyarakat lebih tahu lebih dalam tentang koleksi-koleksi yang ada di Museum NTT.

Selain itu, kajian tenun dilakukan sebagai langkah pelestarian kebudayaan NTT. Seminar ini juga menjadi wadah bertukar pikiran bagi seluruh pemangku kepentingan dengan melibatkan sejumlah akademisi dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dari NTT dan para tokoh Lamaholot.

Baca juga:  Ide Simon Petrus Kamlasi Jadikan Pariwisata Primover Ekonomi NTT, Manfaatkan Sektor Ekonomi Sekunder

Mengangkat tema “Menghargai Karya Tangan Perempuan Lembata”, Seminar Kajian Kain Tenun Kabupaten Lembata diisi berbagai pemateri, diantaranya, Drs. Leonardus Nahak yang merupakan Ketua Tim Kajian Kain Tenun Lembata; Sektetaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabuoaten Lembata, Antonius Buga Nialurat dan Ahli Antropologi, Ignatius Sinu.

Seminar Kajian Kain Tenun Kabupaten Lembata dibuka oleh Kepala UPTD Museum Daerah Provinsi NTT, Aplinuksi Asamani yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.

Dalam sambutannya, Aplinuksi Asamani mengatakan masyarakat dan pemerintah sama-sama memilki peran yang besar untuk melestarikan kebudayan NTT yang sangat kaya.

Baca juga:  Debat Pilgub NTT Kedua, Paket SIAGA Akan Jadikan EBT Sumber Pendapatan Daerah

Untuk itu Museum Daerah provinsi NTT memilki peran khusus untuk melestarikan, merawat dan mengkomunikan budaya NTT kepada masyarakat dengan melibatkan masyarakat.

“Dalam dunia pendidikan museum berperan menjadi ‘sekolah kedua’ yang terbuka bagi semua kalangan dengan pengalaman rekreatif, karena museum membawa pengalaman dan informasi dengan sejarah masa lampau,” jelasnya.

Aplinuksi Asmani berharap, museum bisa menjadi sarana transformasi dan reaktualisasi nilai-nilai budaya bagi masyarakat.

Seminar Kajian Kain Tenun Kabupaten Lembata, Rabu, 30 Oktober 2024 / foto: Gorby Rumung
Baca juga:  Jamrud Akan Ramaikan Deklarasi Akbar SIAGA di Kota Kupang

Dirinya menyadari kemajuan teknologi termasuk media soaial saat ini menjadi tantangan tersendiri untuk mewariskan nilai-nilai budaya NTT.

“Kita perlu mengenal, menjaga dan melestarikan unsur-unsur kebudayaan dan nilai dibalikanya, Mencintai budaya tidak cukup dengan mengenakan pakaian adat dan aksesorisnya, tetapi juga perlu mengetahui dan memahami makna dan konteks penggunaanya,” jelas Aplinuksi Asanam.

Untuk itu, Museum Daerah Provinsi NTT ynag bertugas melestarikan kebudayaan, Aplinuksi mengajak seluruh masyarakat NTT untuk bersama melestarikan budaya NTT.

“Hendaknya seminar ini menjadi sarana diskusi, tukar pikiran, ide, opini agar menjadi faktor yang lebih lanjut dalam mencapai hasil kajian,” pungkasnya.♦gor